Sabtu, 19 Januari 2013

Di rumah siapa yang memasak? Anda, suami, atau si mbak? Kalau di Amerika, enam dari sepuluh wanita mengaku pasangannya lebih jago memasak. Jadi, selama ini, kaum prialah yang mengatur urusan perut di rumah mereka.

Dulu, dapur adalah daerah kekuasaan wanita. Bukan perempuan namanya kalau tidak bisa memasak. Sekarang, seiring pergeseran peran wanita di segala bidang, wanita semakin sibuk berkarier dan tak sempat mampir ke dapur. Kaum lelakipun mengisi celah ini. Tak heran, banyak pria yang menonjol sebagai juru masak sukses.

Untuk mendapatkan data pasti mengenai fenomena tersebut, Asia Food Recipe dan Conversion Hub menyelenggarakan survei online. Sebanyak 2,806 orang wanita Amerika berusia 18 tahun ke atas berpartisipasi dalam polling ini.

Ada 58% wanita yang mengaku bahwa suaminya lebih jago di dapur. Makanya, sekitar 52% wanita tidak memasak karena pasangannyalah yang mengurusi makanan di rumah. Mengapa mereka tak menjadi juru masak di rumah? Sebagian (36%) mengeluh tak sempat, sementara sebagian lain (12%) tak mau repot-repot membersihkan dapur yang berantakan setelah memasak.

Tanpa buku resep, 1 dari 10 perempuan Amerika hanya bisa mengolah 3 jenis hidangan. Meski demikian, responden yang mengaku senang memasak masih cukup banyak, yaitu 78%.

Sayangnya, mereka masih menemui kendala memasak kari (58%) dan spaghetti carbonara (11%). Bahkan, 11% di antaranya tak pernah memanggang daging, sementara 1 dari 20 perempuan Amerika harus berusaha keras memasak telur untuk sarapan.

Menurut Michelle Lim dari Asia Food Recipe, kesibukan, gaya hidup modern, dan kurangnya ketrampilan mempengaruhi kepercayaan diri wanita dalam hal memasak. “Orang-orang, terutama wanita, semakin sibuk. Makanya, menyeimbangkan tanggung jawab dalam karier, rumah tangga, dan sebagai orang tua menjadi semakin sulit,” ujarnya seperti dikutip dari Daily Mail.

“Apalagi, peran gender tradisional telah menjadi kabur. Kini, ayah membantu di dapur sementara ibu membawa pulang makanan dan menjaga anak-anak,” tambah Michelle. (detik.com).  

Chipset Intel Z77 Express

Chipset Intel Z77 Express adalah salah satu chipset mainstream untuk prosesor terbaru Intel yang dikenal dengan nama kode Ivy Bridge. Beberapa motherboard yang memanfaatkannya dan telah hadir di PCplus memiliki form factor ATX. Nah, kali ini PCplus kedatangan yang memakai form factor lebih kecil, tepatnya Mini-ITX. Sekadar mengingatkan, motherboard dengan form factor Mini-ITX biasanya ditujukan untuk PC desktop berukuran mungil — lebih kecil dari PC desktop yang memakai motherboard micro ATX.
u2-425-AsusUkuran yang kecil ini membuat Asus P8Z77-I Deluxe cocok digunakan membangun HTPC (Home Theater PC) yang sering kali berukuran mini dibandingkan PC desktop reguler. Dari sisi keluaran ke displai pun, Asus memasangkan HDMI, DisplayPort, dan DVI-I. Adapun untuk audio sudah tersedia S/PDIF (optical) dan multi kanal HD Audio.
Meskipun mungil, Asus P8Z77-I Deluxe tetap mendukung prosesor Ivy Bridge varian paling tinggi untuk desktop: Intel Core i7-3770K. Dukungan  memori utamanya juga diklaim bisa sampai DDR3-2400 (overclock), namun tentunya dengan total kapasitas yang lebih sedikit dari motherboard ATX berhubung hanya ada 2 slot.
Jumlah yang lebih sedikit juga hadir pada dukungan untuk media penyimpanan internal. Asus P8Z77-I Deluxe memiliki 4 kanal SATA: 2 kanal SATA 6Gbps, 2 kanal SATA 3Gbps. 2 kanal lagi yang biasanya hadir di motherboard ATX dialihkan menjadi eSATA 3Gbps. Bagusnya, Asus memberikan tambahan 2 port USB 3.0 sehingga total jadi 6 port.
Bagaimana dengan slot ekspansi? Karena keterbatasan tempat, Asus hanya menyediakan 1 slot PCI-Express 3.0 x16. Selain untuk kartu grafis tambahan yang bisa memberikan kinerja grafis 3D lebih baik, kamu juga bisa memanfaatkan slot ini untuk memasang kartu tambahan PCI-Express x1 atau PCI-Express x4. Sebagai catatan, untuk beragam penggunaan termasuk sebagai HTPC, Asus P8Z77-I Deluxe tidak perlu penambahan kartu ekspansi. Lagi pula, selain LAN gigabit, Asus sudah memasangkan Wi-Fi dan Bluetooth. Pada paket yang PCplus terima bahkan disediakan 2 antena Wi-Fi. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan, ada Wi-Fi GO! yang antara lain memungkinkan kamu mengakses maupun mengontrol PC desktop bersangkutan lewat tablet dan smartphone.
Bicara kemudahan, Asus memasangkan tombol mudah untuk clear CMOS dan tombol untuk USB BIOS Flashback — bisa meng-update BIOS dari USB flash disk tanpa perlu menyalakan PC bersangkutan — pada panel belakang. Begitu pula LucidLogix Virtu MVP yang bisa mengoptimalkan kombinasi grafis terintegrasi dan tambahan.
Sejumlah fitur khas Asus, mulai dari yang memudahkan overclock macam TurboV Processing Unit sampai yang menghemat energi macam Energy Processing Unit, pun turut disertakan.
Sayangnya, berbagai fasilitas ini tidak dilengkapi dengan FireWire dan indikator akan proses POST (Power-On Self-Test). Penggunaan 7.1 kanal HD Audio pun butuh bantuan port audio di panel depan.
(cgs)

hard disk 1 TB

Jika dibandingkan hard disk portabel lain, AData DashDrive HV610 sungguh menarik. Tampang luarnya lain dari yang lain. Ia tidak cuma kotak persegi empat, tapi menyerupai sebuah tas jinjing kecil.
u7-424-ADataMaklum ada semacam pegangan berbentuk setengah lingkaran di bagian atas badannya. Ini bukan sembarang pegangan loh. Pegangan itu sesungguhnya adalah kabel USB. Kabel USB tersebut melingkar di atas badan hard disk portabel bercasing putih susu itu berkat tambahan “selimut” biru muda di badannya.
Selimut biru terang tersebut juga boleh dilepas/pasang. Selain untuk menyarangkan kabel USB saat kabel tidak ditancapkan ke port USB, selimut yang oleh AData dijuluki smart cover itu bertujuan memperindah tampilan. Sebenarnya sih, tampilan AData DashDrive HV610 sudah cukup cantik. Namun, aksen selimut biru berbahan plastik itu semakin menegaskan pola jigsaw puzzle yang ada di badannya. Ya, badan AData DashDrive HV610 tidak polos, tetapi bercorak jigsaw puzzle  sehingga menarik perhatian.
O ya, di dasar drive 2,5_ ini kamu akan melihat sebuah lampu indikator. Saat ada data ditransfer, lampu itu akan menyala biru terang. Tak ada apa-apa lagi di badan AData DashDrive HV610, kecuali port USB 3.0. Jangan kuatir, kendati secara default mengusung spesifikasi USB 3.0, hard disk portabel ini tetap berfungsi baik kalau kamu tancapkan di port USB 2.0. Cuma tentu saja, kecepatannya akan mengikuti spesifikasi USB 2.0, yakni maksimal 480Mbps, bukan USB 3.0 yang mampu mencapai 5Gbps.
AData DashDrive HV610 disebutkan berfungsi dengan baik di tiga sistem operasi: Windows (XP/Vista/7), Mac OS X 10.6 atau lebih tinggi, dan Linux kernel 2.6 atau lebih tinggi. Namun, PCplus hanya mencoba AData DashDrive HV610 berkapasitas 1TB yang hadir di PCplus dengan Windows 7. Dalam kemasannya dituliskan, kalau pemilik AData DashDrive HV610 berhak menjajal antivirus Norton Internet Security 2012 versi 60-day trial, juga software HDDtoGo dan OStoGo. Ketiga software itu harus diunduh sendiri dari situs resmi AData. HDDtoGo menyediakan antara lain fitur seperti enkripsi AES dan browsing tanpa jejak, sedangkan OStoGo merupakan utiliti untuk menjadikan drive USB bisa di-boot.
Menilik hasil pengujian yang PCplus lakukan, kinerja AData DashDrive HV610 tak terlalu istimewa sebagai hard disk USB 3.0, namun skorskornya (lihat tabel) sejalan dengan apa yang bisa dicapai oleh hard disk 2,5 — SATA 3Gbps 5400RPM.
Kesimpulannya, jika kamu mementingkan gaya dan tidak ingin Ultrabook atau netbook-mu didampingi hard disk portabel berpenampilan konvensional, AData DashDrive HV610 jelas tak boleh dilewatkan. Ia tampil seksi, ramping, juga ringan dibawa-bawa. Dan yang lebih penting, harganya terjangkau.
(wiek)