Selasa, 16 Juli 2013
Kamis, 20 Juni 2013
malam nishfu sya'ban
BEKAL MENYAMBUT MALAM NISHFU SYA’BAN
Daftar Isi:
a. Peristiwa dan Keistimewaan Bulan Sya’ban
b. Malam Nishfu Sya’ban
c. Hadits-hadits Tentang Keutamaan Malam Nishfu Sya’ban
d. Perkataan Para Ulama Tentang Malam Nishfu Sya’ban
e. Doa Malam Nishfu Sya’ban
Bulan Sya’ban adalah pintu menuju bulan Ramadhan. Barangsiapa yang
berupaya membiasakan diri bersungguh-sungguh dalam beribadah di bulan
ini, insya Allah ia akan menuai kesuksesan di bulan Ramadhan.
Sebagaimana Imam Dzunnun al-Mishri pernah mengatakan: “Rajab adalah
bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyirami dan Ramadhan adalah bulan
untuk menuai (memanen).”
a. Peristiwa dan Keistimewaan Bulan Sya’ban
Diantara 12 bulan tidak satupun yang disebut oleh Rasulullah Saw.
sebagai bulan beliau. Beda halnya dengan bulan Sya’ban, beliau Saw.
dengan tegas mengatakan: “Bulan Sya’ban adalaah bulanku.” Ada
keistimewaan apakah di balik bulan Sya’ban?
Banyak peristiwa agung yang terjadi dalam bulan Sya’ban ini, diantaranya adalah:
1. Perpindahan kiblat dari Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha) ke Ka’bah (Masjidil Haram).
Dalam Tafsir ath-Thabariy dijelaskan bahwa ketika Rasulullah Saw.
berhijrah ke Madinah, sementara kebanyakan penduduknya adalah Yahudi,
maka Allah memerintah beliau Saw. menghadap Baitul Maqdis (sebagai
kiblat). Orang-orang Yahudi merasa gembira karena Baitul Maqdis
merupakan kiblat mereka.
Selama berkiblat ke Baitul Maqdis ini
orang-orang Yahudi selalu mencaci maki Rasulullah Saw. Mereka berkata:
“Muhammad menyelisihi agama kita tetapi berkiblat kepada kiblat kita!”
Dan masih banyak lagi celotehan mereka. Sikap orang-orang Yahudi
tersebut membuat Nabi Muhammad Saw. tidak senang, dan setiap hari beliau
berdoa menengadahkan wajah mulianya ke atas langit dalam keadaan rindu
agar Allah menurunkan wahyu, bahwa kiblat dipindahkan dari Baitul Maqdis
ke Ka’bah.
Allah mengabulkan doa Rasulullah Saw. dengan
turunnya surat al-Baqarah ayat 144 yang berisi perintah untuk pindah
dari Baitul Maqdis ke Ka’bah:
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي
السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ
شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا
وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ
أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا
يَعْمَلُونَ
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke
langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu
sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu
berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang
(Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang
mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari
Tuhannya. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka
kerjakan.”
Umat Islam shalat menghadap Baitul Maqdis selama 17
bulan lebih 3 hari. Yakni sejak hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun ke-1
Hijrrah sampai dengan hari Selasa 15 Sya’ban tahun ke-2 Hijrah. Shalat
yang pertama kali dilakukan pasca perpindahan kiblat tersebut adalah
shalat Ashar.
Dalam hikayat lain dikatakan bahwa pada malam
tanggal 15 Sya’ban (Nishfu Sya’ban) telah terjadi peristiwa penting
dalam sejarah perjuangan umat Islam yang tidak boleh kita lupakan
sepanjang masa. Diantaranya adalah perintah memindahkan kiblat shalat
dari Baitul Maqdis yang berada di Palestina ke Ka’bah yang berada di
Masjidil Haram, Makkah pada tahun ke-8 Hijriyah.
Sebagaimana
kita ketahui, sebelum Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah, yang menjadi
kiblat shalat adalah Ka’bah. Kemudian setelah beliau hijrah ke Madinah,
beliau memindahkan kiblat shalat dari Ka’bah ke Baitul Maqdis yang
digunakan orang Yahudi sesuai dengan izin Allah untuk kiblat shalat
mereka. Perpindahan tersebut dimaksudkan untuk menjinakkan hati
orang-orang Yahudi dan untuk menarik mereka kepada syariat al-Quran dan
agama yang baru yaitu agama tauhid.
Tetapi setelah Rasulullah
Saw. menghadap Baitul Maqdis selama 16-17 bulan, ternyata harapan
Rasulullah tidak terpenuhi. Orang-orang Yahudi di Madinah berpaling dari
ajakan beliau, bahkan mereka merintangi Islamisasi yang dilakukan Nabi
Saw. dan mereka telah bersepakat untuk menyakitinya. Mereka menentang
Nabi dan tetap berada pada kesesatan.
Karena itu Rasulullah
Saw. berulang kali berdoa memohon kepada Allah Swt. agar diperkenankan
pindah kiblat shalat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah lagi, setelah Rasul
mendengar ejekan orang-orang Yahudi yang mengatakan: “Muhammad menyalahi
agama kita namun mengikuti kiblat kita. Apakah yang memalingkan
Muhammad dan para pengikutnya dari kiblat (Ka’bah) yang selama ini
mereka gunakan?”
Ejekan mereka ini dijawab oleh Allah Swt. dalam surat al-Baqarah ayat 143:
وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِى كُنْتَ عَلَيْهَا إلاَّ لِيَعْلَمَ
مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ.
“Dan kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu, melainkan agar
kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot.”
Dan pada akhirnya Allah memperkenankan Rasulullah Saw. memindahkan
kiblat shalat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah sebagaimana firman Allah
dalam surat al-Baqarah ayat 144.
Diantara kebiasaan yang
dilakukan oleh umat Islam pada malam Nisfu Sya’ban adalah membaca surat
Yasin tiga kali yang setiap kali diikuti doa yang antara lain isinya
adalah: “Ya Allah jika Engkau telah menetapkan aku di sisiMu dalam Ummul
Kitab (buku induk) sebagai orang celaka atau orang-orang yang tercegah
atau orang yang disempitkan rizkinya maka hapuskanlah ya Allah demi
anugerahMu, kecelakaanku, ketercegahanku dan kesempitan rizkiku.”
2. Malam Dilaporkannya Amal Perbuatan Manusia
Pada malam Nishfu Sya’ban semua amal manusia dilaporkan kepada Allah
Swt. Alangkah baiknya jika saat itu catatan amal perbuatan kita berupa
ibadah. Dalam hadits Nabi Saw. dijelaskan:
عن أسامة بن زيد رضي
الله عنهما قال : قلت : يا رسول الله لم أرك تصوم من شهر من الشهور ما تصوم
من شعبان ؟ قال : ” ذاك شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان ، وهو شـهر
تُرفع فيه الأعمال إلى رب العالمين ، وأحب أن يُرفع عملي وأنا صائم ” قال
المنذري: رواه النسائي ( 1) الترغيب والترهيب للمنذري 2/ 48 .
“Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid yang bertanya kepada Rasulullah Saw.:
“Wahai Rasulullah, aku tidak melihatmu puasa pada bulan-bulan lain
seperti pada bulan Sya’ban?” Rasulullah Saw. menjawab: “Bulan ini adalah
bulan yang dilupakan manusia, antara bulan Rajab dan Ramadhan. Dan
bulan ini saat dilaporkannya amal perbuatan (manusia) kepada Tuhan
semesta alam. Dan aku senang jika amalku dilaporkan sedangkan aku dalam
keadaan puasa.” (HR. Imam an-Nasai dalam at-Targhib wa at-Tarhib li
al-Mundziri juz 2 halaman 48). lafadz “turfa’u” diartikan dengan
“tu’radhu” atau bermakna ditampakkan atau ditunjukkan (kepada Allah).
Sebenarnya pelaporan amal kita ini ada yang harian, ada yang mingguan
dan ada pula yang tahunan. Laporan harian dilakukan malaikat pada siang
hari dan malam hari. Yang migguan dilakukan malaikat setiap Senin dan
Kamis. Adapun yang tahunan dilakukan pada setiap Lailatul Qadar dan
Malam Nishfu Sya’ban. (Lihat dalam Hasyiyat al-Jamal bab Puasa
Tathawwu’).
3. Bulan Penentuan Umur dan Rizki
عن عائشة
رضي الله عنها قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم شعبان كله حتى
يصله برمضان ولم يكن يصوم شهرا تاما إلا شعبان، فقلت يا رسول الله: إن
شعبان لمن أحب الشهور إليك أن تصومه ؟ فقال: نعم يا عائشة إنه ليس نفس تموت
في سنة إلا كتب أجلها في شعبان، فأحب أن يكتب أجلي وأنا في عبادة ربي وعمل
صالح
Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Ra., bahwasannya
Rasulullah Saw. puasa di bulan Sya’ban seluruhnya sampai bertemu dengan
Ramadhan. Dan tidaklah Nabi puasa sebulan penuh (selain Ramadhan)
kecuali Sya’ban. Sayyidah Aisyah berkata: “Wahai Rasulullah, apakah
bulan Sya’ban adalah bulan yang paling engkau sukai untuk berpuasa?”
Rasulullah Saw. menjawab: “Benar wahai Aisyah, tidak ada satupun jiwa
yang akan mati pada satu tahun ke depan kecuali ditentukan umurnya pada
bulan Sya’ban. Dan aku senang seandainya ketika umurku ditulis aku dalam
keadaan beribadah dan beramal shaleh kepada Tuhanku.”
عثمان بن
محمد بن المغيرة بن الأخنس قال: إن رسول الله صلى الله عليه وسلّم قال:
«تقطع الآجال من شعبان إلى شعبان حتى إن الرجل لينكح ويولد له وقد أخرج
اسمه في الموتى» فهو حديث مرسل
Utsman bin Mugirah bin al-Akhnas
berkata bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Ajal seseorang ditentukan
dari bulan Sya’ban ke bulan Sya’ban berikutnya, sehingga ada seseorang
bisa menikah dan melahirkan, padahal namanya sudah tercantum dalam
daftar orang-orang yang mati.” (Hadits ini mursal dan disebutkan dalam
Tafsir Ibnu Katsir).
قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم:
«يَسِحُّ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْخَيْرَ فِي أَرْبَعِ لَيَالٍ سَحًّا:
لَيْلَةَ الأَضْحَى وَالْفِطْرِ، وَلَيْلَةَ النصْفِ مِنْ شَعْبَانَ
يُنْسَخُ فِيهَا الآْجَالُ وَالأَرْزَاقُ وَيُكْتَبُ فِيهَا الْحَجُّ،
وَفِي لَيْلَةِ عَرَفَةَ إِلٰى الأَذَانِ» . (الدَّيلمي عن عائشة رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهَا
Rasulullah Saw. bersabda: “Allah Swt. membuka
kebaikan dalam empat malam; malam Idul Adha dan Idul Fitri, malam Nishfu
Sya’ban dimana pada bulan itu ditulis ajal dan rizki seorang hamba
serta ditulis juga di malam tersebut haji, dan malam ‘Arafah sampai
adzan.” (HR. ad-Dailami).
4. Malam Penuh Ampunan dan Rahmat
Dari Ali bin Abi Thalib Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Apabila
datang malam Nishfu Sya’ban, maka shalatlah pada malam harinya dan
berpuasalah pada siang harinya. Karena sesungguhnya Allah akan turun ke
dunia pada malam tersebut sejak matahari terbenam dan berfirman: “Adakah
orang yang meminta maaf kepadaku, maka akan Aku ampuni. Adakah yang
meminta rizki, maka Aku akan melimpahkan rizki kepadanya. Adakah orang
yang sakit, maka akan Aku sembuhkan.” Dan hal-hal yang lain sampai
terbitnya fajar”. (HR. Ibnu Majah).
Siti Aisyah Ra. berkata:
“Suatu malam saya kehilangan Rasulullah Saw., lalu aku mencarinya.
Ternyata beliau sedang berada di Baqi’ sambil menengadahkan wajahnya ke
langit. Beliau bersabda: “Apakah kamu (Aisyah) khawatir Allah akan
menyia-nyiakan kamu dan RasulNya?” Aku menjawab: “Wahai Rasulullah, saya
pikir engkau sedang mendatangi sebagian istri-istrimu.” Rasulullah Saw.
menjawab: “Sesungguhnya Allah turun ke dunia pada malam Nishfu Sya’ban
dan mengampuni ummatku lebih banyak dari jumlah bulu dombanya Bani
Kalb.” (HR. Ahmad, Ibn Majah dan at-Tirmidzi).
عن أبي موسى عن
النبي صلى الله عليه وسلم قال: (إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر
لجميع خلقه، إلا لمشرك أو مشاحن) [رواه ابن ماجه وحسنه الشيخ الألبانى فى
صحيح ابن ماجه
Dari Abu Musa Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya Allah muncul (ke dunia) pada malam Nishfu Sya’ban dan
mengampuni seluruh makhlukNya, kecuali orang musyrik dan orang yang
saling dengki.” (HR. Ibn Majah).
5. Bulan Istijabah
عن
النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذا كان ليلة النصف من شعبان نادى مناد: هل
من مستغفر فأغفر له؟ هل من سائل فأعطيه؟ فلا يسأل أحد شيئا إلا أعطي إلا
زانية بفرجها أو مشركا
Rasulullah Saw. bersabda: “Apabila datang
malam Nishfu Sya’ban, berseru Dzat yang berseru (Allah): “Apakah ada
orang yang memohon ampun maka Aku akan mengampuninya? Apakah ada yang
meminta maka Aku akan memberinya? Tidak ada seorang pun yang meminta
sesuatu kecuali Aku akan memberinya, kecuali wanita pezina atau orang
musyrik.” (HR. al-Baihaqi).
عن ابن عمر بن الخطاب ، قال: خمس ليال لا يرد فيهن الدعاء ليلة الجمعة، وأول ليلة من رجب، وليلة النصف من شعبان، وليلتا العيد
Dari Ibnu Umar Ra. berkata: “Terdapat lima malam dimana doa tidak
ditolak; malam Jum’at, malam pertama bulan Rajab, malam Nishfu Sya’ban,
malam Idul Fitri dan malam Idul Adha.” (HR. al-Baihaqi).
6. Bulan Milik Rasulullah Saw. (Turunyya Ayat Sholawat Nabi)
قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: «شَعْبَانُ شَهْرِي وَرَمَضَانُ
شَهْرُ اللَّهِ، وَشَعْبَانُ الْمُطَّهرُ، وَرَمَضَانُ الْمُكَفرُ»
الدَّيلمي عن عائشةَ رضيَ اللَّهُ عنهَا
Rasulullah Saw.
bersabda: “Bulan Sya’ban adalah bulanku, dan bulan Ramadhan adalah bulan
Allah. Bulan Sya’ban mensucikan, sedang bulan Ramadhan melebur dosa.”
(HR. ad-Dailami dari Sayyidah Aisyah Ra.).
Ibnu Shaif al-Yamani
menyebutkan bahwasanya bulan Sya’ban disebut bulannya Rasulullah Saw.
karena pada bulan tersebut turun ayat perintah membaca shalawat kepada
Rasulullah Saw. yakni pada surat al-Ahzab ayat 56:
إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya.”
7. Bulan Al-Quran
Bulan Sya’ban dinamakan juga bulan al-Quran, sebagaimana disebutkan
dalam beberapa atsar. Memang membaca al-Quran selalu dianjurkan di
setiap saat dan di manapun tempatnya, namun ada saat-saat tertentu
pembacaan al-Quran itu lebih dianjurkan seperti di bulan Ramadhan dan
Sya’ban, atau di tempat-tempat khusus seperti Makkah, Raudhah dan lain
sebagainya.
Syaikh Ibn Rajab al-Hanbali meriwayatkan dari Anas
Ra.: “Kaum muslimin ketika memasuki bulan Sya’ban, mereka menekuni
pembacaan ayat-ayat al-Quran dan mengeluarkan zakat untuk membantu
orang-orang yang lemah dan miskin agar mereka bisa menjalankan ibadah
puasa Ramadhan.”
b. Malam Nishfu Sya’ban
Pada bulan
Sya’ban terdapat malam yang mulia dan penuh berkah yaitu malam Nishfu
Sya’ban. Di malam ini Allah Swt. mengampuni orang-orang yang meminta
ampunan, mengasihi orang-orang yang minta belas kasihan, mengabulkan doa
orang-orang yang berdoa, menghilangkan kesusahan orang-orang yang
susah, memerdekakan orang-orang dari api neraka, dan mencatat bagian
rizki dan amal manusia.
Malam Nishfu Sya’ban dan di seluruh
bulan adalah saat yang utama dan penuh berkah, maka selayaknya seorang
muslim memperbanyak aneka ragam amal kebaikan. Doa adalah pembuka
kelapangan dan kunci keberhasilan, maka sungguh tepat bila malam itu
umat Islam menyibukkan dirinya dengan berdoa kepada Allah Swt. Nabi
Muhammad Saw. bersabda: “Doa adalah senjatanya seorang mukmin, tiangnya
agama dan cahayanya langit dan bumi.” (HR. Hakim).
“Seorang
muslim yang berdoa (selama tidak berupa sesuatu yang berdosa dan memutus
famili), niscaya Allah Swt. menganugerahkan salah satu dari ketiga hal;
pertama, Allah akan mengabulkan doanya di dunia. Kedua, Allah baru akan
mengabulkan doanya di akhirat kelak. Ketiga, Allah akan
menghindarkannya dari kejelekan lain yang serupa dengan isi doanya.”
(HR. Ahmad). (Selengkapnya lihat dalam kitab Madza fi Sya’ban karya
Prof. Dr. Al-Muhaddits as-Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki).
c. Hadits-hadits Tentang Keutamaan Malam Nishfu Sya’ban
Tentang keutamaan malam Nishfu Sya’ban ini, dimana kita dianjurkan
untuk melakukan ibadah terutama untuk memohon ampun, memohon rizki dan
umur yang bermanfaat, terdapat beberapa hadits yang menurut sebagian
ulama shahih. Diantaranya:
1. Diriwayatkan dari Siti Aisyah Ra.
berkata: Dari Aisyah Ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bangun pada
malam dan melakukan shalat serta memperlama sujud, sehingga aku
menyangka beliau telah diambil. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari
sujud dan selesai dari shalatnya, beliau berkata: “Wahai Asiyah, (atau
Wahai Humaira’), apakah kamu menyangka bahwa Rasulullah tidak memberikan
hakmu kepadamu?” Aku menjawab: “Tidak ya Rasulallah, namun aku
menyangka bahwa engkau telah dipanggil Allah karena sujud yang lama
sekali.” Rasulullah Saw. bersabda: “Tahukah kamu malam apa ini?” Aku
menjawab: “Allah dan RasulNya lebih mengetahui.” Beliau Saw. bersabda:
“Ini adalah malam Nishfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban). Dan Allah
muncul kepada hamba-hambaNya di malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni
orang yang minta ampun, mengasihi orang yang minta dikasihi, namun
menunda orang yang hasud sebagaimana perilaku mereka.” (HR. al-Baihaqi
lewat jalur al-‘Alaa’ bin al-Harits dan menyatakan bahwa hadits ini
mursal jayyid. Hal itu karena al-‘Alaa’ tidak mendengar langsung dari
Aisyah Ra.).
2. Siti Aisyah Ra. berkata: “Suatu malam saya
kehilangan Rasulullah Saw., lalu aku mencarinya. Ternyata beliau sedang
berada di Baqi’ sambil menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau
bersabda: “Apakah kamu (Aisyah) khawatir Allah akan menyia-nyiakan kamu
dan RasulNya?” Aku menjawab: “Wahai Rasulullah, saya pikir engkau sedang
mendatangi sebagian istri-istrimu.” Rasulullah Saw. menjawab:
“Sesungguhnya Allah turun ke dunia pada malam Nishfu Sya’ban dan
mengampuni ummatku lebih banyak dari jumlah bulu dombanya Bani Kalb.”
(HR. Ahmad hadits no. 24825. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah dan
at-Tirmidzi).
3. Diriwayatkan oleh Abu Musa al-Asy’ari Ra.
bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah pada malam Nishfu
Sya’ban mengawasi seluruh makhlukNya dan mengampuni semuanya kecuali
orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR. Ibnu Majah).
4.
Dari Ali bin Abi Thalib Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Apabila
datang malam Nishfu Sya’ban, maka shalatlah pada malam harinya dan
berpuasalah pada siang harinya. Karena sesungguhnya Allah Swt.
menurunkan rahmatNya pada malam itu ke langit dunia, yaitu mulai dari
terbenamnya matahari. Lalu Dia berfirman: “Adakah orang yang meminta
maaf kepadaku, maka akan Aku ampuni. Adakah yang meminta rizki, maka Aku
akan melimpahkan rizki kepadanya. Adakah orang yang sakit, maka akan
Aku sembuhkan.” Dan hal-hal yang lain sampai terbitnya fajar”. (HR. Ibnu
Majah).
5. Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah ‘Azza
Wajalla turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni
lebih banyak dari jumlah bulu pada kambing Bani Kalb (salah satu kabilah
yang punya banyak kambing).” (HR. ath-Thabarani dan Ahmad. Namun Imam
at-Tirmidzi menyatakan bahwa riwayat ini didha’ifkan oleh al-Bukhari).
6. Rasulullah Saw. juga bersabda: “Allah melihat kepada semua
makhlukNya pada malam Nishfu Sya’ban dan Dia mengampuni mereka semua
kecuali orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR.
ath-Thabarani dan Ibnu Hibban hadits no. 5755).
7. “Adapun
Sayyidina Ali Kw. lebih menggiatkan dirinya dengan ibadah di empat malam
dalam setiap tahun; awal bulan Rajab, dua malam hari raya (Idul Fithri
dan Idul Adha), dan malam Nishfu Sya’ban.” (Al-Fawaid al-Mukhtarah
halaman 446, al-Manhaj as-Sawiy halaman 502 dan Tadzkir an-Nas halaman
185).
d. Perkataan Para Ulama Tentang Malam Nishfu Sya’ban
1. Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Doa mustajab adalah pada 5
malam, yaitu malam Jum’at, malam Idul Adha, malam Idul Fitri, malam
pertama bulan Rajab dan malam Nishfu Sya’ban.” (Sunan al-Kubra Imam
Baihaqi juz 3 halaman 319).
2. Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy
berkata: “Malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling mulia setelah
Lailatul Qadar.” (Kalam al-Habib ‘Alwiy bin Syahab dalam al-Fawaid
al-Mukhtarah halaman 446).
3. Al-Hafidz Ibn Rajab al-Hanbali
dalam kitab al-Lathaif mengatakan: “Kebanyakan ulama hadits menilai
bahwa hadits-hadits yang berbicara tentang malam Nishfu Sya’ban masuk
kategori hadits dha’if (lemah), namun Ibn Hibban menilai sebagaian
hadits itu shahih, dan beliau memasukkannya dalam kitab shahihnya.”
4. Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitab ad-Durr al-Mandhud mengatakan:
“Para ulama hadits, ulama fiqh dan ulama-ulama lainnya, sebagaimana juga
dikatakan oleh Imam an-Nawawi, bersepakat terhadap diperbolehkannya
menggunakan hadits dha’if untuk keutamaan amal (fadhailul ‘amal), bukan
untuk menentukan hukum, selama hadits-hadits itu tidak terlalu dha’if
(sangat lemah).” Jadi, walaupun hadits-hadits yang menerangkan keutamaan
malam Nishfu Sya’ban disebut dha’if (lemah), tapi tetap boleh kita
jadikan dasar untuk menghidupkan amalam di malam Nishfu Sya’ban.
5. Ibnu Taimiyah berkata: “Beberapa hadits dan atsar telah diriwayatkan
tentang keutamaan malam Nishfu Sya’ban, bahwa sekelompok ulama salaf
telah melakukan shalat pada malam tersebut. Jadi jika ada seseorang yang
melakukan shalat pada malam itu dengan sendirian, maka mereka berarti
mengikuti apa yang dilakukan oleh ulama-ulama salaf dulu, dan tentunya
hal ini ada hujjah dan dasarnya. Adapun yang melakukan shalat pada malam
tersebut secara jamaah itu berdasar pada kaidah ‘ammah yaitu berkumpul
untuk melakukan ketaatan dan ibadah.”
6. Dr. Wahbah az-Zuhaily
menuliskan dalam al-Fiqh al-Islam wa Adillatuh: “Disunnahkan
menghidupkan dua malam hari raya (Idul Fithri dan Idul Adhha) serta
malam-malam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan untuk Lailatul Qadar,
sepuluh malam Dzul Hijjah, malam Nishfu Sya’ban dengan melakukan ibadah
seluruh malam atau sebagain besar malam itu, berdasarkan hadits-hadits
yang shahih yang menetapkannya.” (Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuh juz 2
halaman 47).
Dengan fatwa para ulama, ini maka kita dianjurkan
memperbanyak doa di malam itu. Jelas pula bahwa doa tak bisa dilarang
kapanpun dan di manapun. Bila mereka melarang doa, maka hendaknya mereka
menunjukkan dalilnya. Bila mereka meminta riwayat cara berdoa, maka
alangkah bodohnya mereka tak memahami caranya doa, karena caranya adalah
meminta kepada Allah.
e. Doa Malam Nishfu Sya’ban
Doa
dan cara pengamalan doa Nishfu Sya’ban berikut ini adalah sesuai dengan
amalan para ulama salafus shaleh, dan dianjurkan untuk dibaca secara
berjamaah. Cara pengamalannya adalah, setelah selesai shalat Maghrib dan
wiridnya, membaca surat al-Fatihah dan Yasin sebanyak 3 kali dengan
niat sebagai berikut:
1. Memohon untuk diperpanjang umur dalam ketaatan.
2. Memohon diberi rizki yang banyak dan berkah.
3. Memohon ditetapkan imannya.
Doa Nishfu Sya’ban ini dibaca setiap selesai membaca surat Yasin:
اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ
وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ
اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ اَمَانَ
اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ
اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا
عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ
اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي وَ
اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا
مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى
كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا
يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ. اِلهِيْ بِالتَّجَلِّى
اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ
الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِصْرِفْ
عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ وَاَنْتَ
عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى
اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ .
اَمِيْنَ
Allaahumma yaa dzal manni walaa yumannu ‘alaika yaa
dzal jalaali wal ikraam. Yaa dzaththauli wal in’aam. Laa ilaaha illaa
anta, dzahrullaajiin wajaarul mustajiiriin wa amaanul khaaifiin.
Allaahumma in kunta katabtaniy ‘indaka fii ummil kitaabi syaqiyyan au
mahruuman au mathruudan au muqtarran ‘alayya firrizqi, famhullaahumma
bifadhlika syaqaawatiy wahirmaaniy wathardiy waqtitaari rizqiy wa
atsbitniy ‘indaka fii ummil kitaabi sa’iidan marzuuqan muwaffaqan lil
khairaat. Fainnaka qulta waqaulukal haqqu fii kitaabikal munazzali ‘alaa
nabiyyikal mursal: “Yamhullaahu maa yasyaa-u wayutsbitu wa ‘indahuu
ummul kitaab.” Ilaahiy bittajallil a’dzami fii lailatinnishfi min syahri
sya’baanil mukarram al-latii yufraqu fiihaa kullu amrin hakiim wa
yubram, ishrif ‘anniy minal balaa-i maa a’lamu wa maa laa a’lam. Wa anta
‘allaamul ghuyuubi birahmatika yaa arhamarraahimiin.
“Ya
Allah, Dzat Pemilik anugerah, bukan penerima anugerah. Wahai Dzat Yang
memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai Dzat Yang memiliki kekuasaan dan
kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau. Engkaulah Penolong para
pengungsi, Pelindung para pencari perlindungan, Pemberi keamanan bagi
yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisiMu di
dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak
atau sempit rzki, maka hapuskanlah. Wahai Allah, dengan anugerahMu,
dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku
dalam rizki, dan tetapkanlah aku di sisiMu dalam Ummul Kitab, sebagai
orang yang beruntung, luas rizki dan memperoleh taufik dalam melakukan
kebajikan. Sunguh Engkau telah berfirman dan firmanMu pasti benar, di
dalam Kitab SuciMu yang telah Engkau turunkan dengan lisan NabiMu yang
terutus: “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang
dikehendakiNya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab.” Wahai Tuhanku,
demi keagungan yang tampak di malam Nishfu Sya’ban nan mulia, saat
dipisahkan (dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan,
hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak
kuketahui. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang
tersembunyi, demi rahmatMu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah
melimpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad Saw.
beserta keluarga dan para sahabat beliau. Aamiin.”
Memang
betul, tidak ada tuntunan langsung dari Rasulullah Saw. tentang doa yang
khusus dibaca pada malam Nishfu Sya’ban. Begitupula tidak ada petunjuk
tentang jumlah bilangan shalat pada malam itu. Siapa yang membaca
al-Quran, berdzikir, berdoa, shalat malam, bersedekah dan beribadah
sunnah yang lain sesuai dengan kemampuannya, maka dia termasuk orang
yang telah menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dan ia akan mendapatkan
pahala sebagai balasannya.
Perlu ditekankan di sini bahwa,
tidak ada larangan dari Rasul Saw. untuk berdoa di malam Nishfu Sya’ban,
justru pelarangan akan hal ini merupakan perbuatan munkar dan sesat,
sebagaimana sabda Rasulullah Saw.: “Sungguh sebesar-besarnya dosa
muslimin dengan muslim lainnya adalah pertanyaan yang membuat hal yang
halal dilakukan menjadi haram, karena sebab pertanyaannya.” (HR.
Muslim).
Demikianlah keutamaan dan kelebihan malam Nishfu
Sya’ban yang insya Allah akan jatuh pada hari Ahad 23 Juni 2013. Marilah
kita manfaatkan malam yang mulia ini untuk mendekatkan diri dan memohon
ampunan dan berdzikir sebanyak-banyaknya kepada Allah Swt.
Info penting, bahwa besok Sabtu malam Ahad tanggal 22 Juni 2013 seperti
biasanya diadakan doa bersama doa malam Nishfu Sya’ban di kediaman
Shahibul Haul, al-Habib Abdullah al-Haddad Pasar Sore Tegal. Dan besok
paginya hari Ahad 23 Juni 2013 adalah Haul Akbar al-Habib Muhammad bin
Thohir bin Umar al-Haddad di Pemakaman Haddad Tegal.
Wallahu al-Musta’an A’lam.
Jumat, 14 Juni 2013
BEKAL PERNIKAHAN
Daftar Isi:
1. Pengertian Pernikahan
2. Dalil Pernikahan dalam Islam
3. Hukum Pernikahan Menurut Islam
4. Syarat Nikah
5. Rukun Nikah
6. Khutbah Nikah
7. Wali Nikah
8. Akad Nikah (Ijab Qabul)
9. Doa Setelah Akad Nikah
10. Ucapan Doa untuk Kedua Mempelai setelah Akad Nikah
11. Pernikahan yang Haram (Dilarang) dalam Islam
12. Hikmah dan Tujuan Nikah
1. Pengertian Pernikahan
“Maka lakukanlah akad nikah dengan wanita-wanita (lain) yang kamu
senangi; dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan
dapat berlaku adil, (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu
miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat
aniaya.” (QS. an-Nisa’ayat 3).
a. Arti Secara Bahasa
Nikah, sebagai kata, artinya adh-Dhamm (berkumpul) dan al-Jam’u
(bergabung). Seperti ungkapan Nakahat al-Asyjar (Pohon-pohon tumbuh
saling berdekatan dan berkumpul dalam satu tempat). Imam Nawawi
mengatakan, nikah sebagai kata berarti al-Jam’u (bergabung). Kadang
digunakan untuk menyebut ‘aqd nikah, dan kadang pula digunakan untuk
menyebut al-wath`u (hubungan seksual).
Al-Farra’, seorang ahli
bahasa Arab, sebagaimana dikutip an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim
mengatakan: “Orang Arab menyebut organ kewanitaan dengan kata nukah
al-mar‘ah. Jika dikatakan nakaha al-mar’ata, artinya telah menggauli
organ kewanitaannya.”
b. Arti Secara Istilah
Adapun
makna nikah secara istilah sebagaimana didefinisikan Syaikh
Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam kitabnya Ittihaf al-Kiram dan Syaikh
Abu Bakar Jabir al-Jazairi dalam Minhaj al-Muslim: “Nikah adalah akad
yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan yang dengannya dihalalkan
baginya untuk melakukan hubungan seksual.”
Sedangkan Imam
Taqiyyuddin Abubakar bin Muhammad al-Husaini dalam Kifayah al-Akhyar
mendefinisikan nikah sebagai: “Akad yang terkenal yang di dalamnya
terkandung pemenuhan unsur-unsur rukun dan syarat (yang telah
ditentukan) untuk berkumpul.”
c. Penggunaan Kata Nikah dalam al-Quran dan Hadits
Di dalam al-Quran, kata nikah dan berbagai bentuknya disebutkan
sebanyak 24 kali dalam beberapa surah. Dalam al-Quran dan hadits, kata
ini adakalanya digunakan untuk menyebut akad nikah dan adakalanya juga
digunakan untuk menyebut suatu hubungan seksual.
Contoh menikah
yang artinya akad nikah adalah firman Allah Swt.: “Maka lakukanlah akad
nikah dengan wanita-wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga atau
empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS.
an-Nisa’ ayat 3). Begitupula firman Allah dalam QS. an-Nisa ayat 22.
Adapun contoh menikah yang artinya melakukan hubungan seksual ada dalam
firman Allah Swt.: “Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak
yang kedua), perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia melakukan
hubungan seksual dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain
itu menceraikannya, tidak ada dosa bagi keduanya (mantan suami pertama
dan istri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah diterangkanNya
kepada kaum yang (mau) mengetahui.” (QS. al-Baqarah ayat 230).
Contoh dari hadits yang menunjukkan makna nikah melakukan hubungan
seksual adalah sabda Rasulullah Saw.: “Lakukanlah segala sesuatu (dengan
istrimu yang sedang haidh) kecuali nikah (jima’).” (HR. Muslim).
Ketika makna nikah mempunyai dua arti, yaitu akad nikah dan melakukan
hubungan seksual, bagaimana kita membedakan dua arti tersebut di dalam
suatu pembicaraan?
Para ulama membedakan keduanya dengan
keterangan yang disebutkan Imam Abubakar al-Husaini dalam Kifayah
al-Akhyar: “Jika dikatakan bahwa seorang laki-laki menikah dengan
seorang perempuan lain, yaitu Fulanah binti Fulan, artinya bahwa
laki-laki tersebut melakukan akad nikah dengannya. Jika dikatakan bahwa
seorang laki-laki menikah dengan istrinya, artinya laki-laki tersebut
melakukan hubungan seksual dengannya.”
Pernikahan atau
perkawinan dalam istilah fiqh Islam adalah suatu akad atau transaksi
yang menyebabkan menjadi halal atau legalnya hubungan seksual antara
seorang laki-laki dan perempuan dengan memakai kata nikah berbahasa Arab
(أَنْكَحْتُكَ) atau tazwij (زَوّجْتُكَ) atau terjemahannya dalam bahasa
setempat. (Imam ar-Ramli, Nihayat al-Muhtaj juz 6 halaman 138).
Dalam pengertian umum, pernikahan atau perkawinan adalah upacara
pengikatan janji nikah yang dilaksanakan oleh calon mempelai pria dan
wanita dengan tujuan melegalkan hubungan dua lawan jenis yang akan hidup
dalam satu atap, legal secara norma agama, norma hukum dan norma
sosial.
2. Dalil Pernikahan dalam Islam
فَانكِحُوا مَا طاب لَكُم مِّنَ النِّساءِ مَثْنى وَ ثُلَث وَ رُبَعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلا تَعْدِلُوا فَوَحِدَةً
“Maka nikahilah perempuan yang kamu senangi dua, tiga atau tempat.
Tetapi jika kamu khawatur tidak berlaku adil, maka (nikahilan) seorang
saja.” (QS. an-Nisa’ ayat 3)
تزوجوا الوَدود الوَلود ، فإني مكاثر بكم الأمم يوم القيامة
“Menikahlah dengan perempuan yang subur dan disenangi. Karena aku ingin
(membanggakan) kalian (kepada para Nabi yang lain) dengan banyaknya
umatku di hari kiamat.” (HR. Ibnu Hibban, Hakim dan Ibnu Majah).
Dan masih banyak lagi ayat maupun nash hadits yang membahas tentang pernikahan.
3. Hukum Pernikahan Menurut Islam
a. Wajib bagi yang tidak dapat membendung lagi gejolak syahwat
seksualitasnya, sehingga sangat dikhawatirkan jatuh ke dalam perzinahan.
b. Sunnah bagi yang ingin menikah (ada kebutuhan seksual), dengan
syarat memiliki biaya untuk pernikahan seperti biaya mahar (maskawin)
dan ongkos perkawinan.
c. Makruh bagi yang tidak mempunyai hasrat dan tidak ada biaya mahar dan ongkos perkawinan.
d. Haram dalam beberapa situasi (baca poin 11).
4. Syarat Nikah
a. Wali
b. Dua saksi
c. Calon istri tidak diharamkan menikah dengan calon suami
d. Ijab qabul yaitu ucapan wali untuk menikahkan calon mempelai wanita
dan jawaban dari calon pria. Seperti ucapan wali “Aku nikahkan putriku
denganmu”. Dan jawaban calon suami “Saya terima nikahnya”.
Syarat Wali dan Saksi: (a) harus muslim; (b) aqil baligh dan normal
(anak kecil dan orang gila tidak boleh). (c) adil (orang yang tidak
melakukan dosa besar).
Khusus untuk saksi ada syarat tambahan
yaitu harus normal pendengaran dan penglihatannya. (HR. Ahmad no. 8697,
Abu Dawud no. 2085, at-Tirmidzi no. 1101 dan al-Hakim juz 2 halaman
185).
5. Rukun Nikah
Rukun adalah perkara yang harus terpenuhi saat akad nikah berlangsung. Rukun nikah ada 5 (lima):
a. Pengantin lelaki
b. Pengantin perempuan
c. Wali pengantin perempuan
d. Dua orang saksi
e. Ijab dan Qabul
6. Khutbah Nikah
Membaca khutbah nikah adalah sunnah. Jadi bukan syarat sahnya
pernikahan. Boleh dilakukan boleh ditinggalkan. Berikut contoh teks
khutbah dalam bahasa Arab.
a. Khutbah Nikah yang Biasa Dipakai
الحمد لله المحمود بنعمته، المعبود بقدرته، المطاع بسلطانه، المرهوب من
عذابه وسطوته، النافذ أمره في سمائه وأر ضه، الذي خلق الخلق بقدرته، وميزهم
بأحكامه وأعزهم بدينه، وأكرمهم بنبيه صلى الله عليه وسلم. إن الله تبارك
اسمه وتعالت عظمته، جعل المصاهرة سببا لاحقا، وأمرا مفترضا، وخلق من الماء
بشرا، فجعله نسبا وصهرا، خلق آدم ثم خلق زوجه حواء من ضلع من أضلاعه
اليسرى. فلما سكن إليها قالت الملائكة مه يا آدم حتى تؤدي لها مهرا. قال
وما مهرها؟ قالوا أن تصلي على محمد ختم الأنبياء وإمام المرسلين. فوفى
المهر وخطب الأمين جبريل عليه السلام، وزوجها له على ذلك الملك القدوس
السلام. وشهد إسرافيل وميكائيل وبعض المقربين بدارس السلام، فصار ذلك سنة
أولاده على تعاقب السنين
أحمده أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها، وجعل بينكم مودة ورحمة إن في ذلك لآيت لقوم يتفكرون، وأشكره أن جعلكم
شعوبا وقبائل بالتناسل الذي هو أصل كل نعمة، وأشهد ان لاإله إلا الله مبدع
نظام العالم على أكمل الحكمة. لاإله إلا هو، تبارك الله رب العلمين. وأشهد
أن سيدنا محمدا رسول الله حبيب الرحمن ومجتباه القائل: حبب إلي من دنياكم
النساء والطيب، وجعلت قرة عينى في الصلاة. وقال يامعشر الشباب من استطاع
منكم الباءة فلبتزوج فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج فمن لم يستطع فعليه بالصوم
فإنه له وجاء، فطوبى لمن أقر بذلك عين رزول الله صلى الله عليه وسلم وعلى
آله وصحبه أجمعين.
أما بعد، فإن النكاح من السنن المرغوبة التي عليها
مدار الاستقامة، إذ من تزوج فقد كمل نصف دينه، كما أخبر بذلك الحبيب
المبعوث من تمهامة «مَنْ تَزَوَّجَ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ الإيمَانِ
فَلْيَتَّقِ الله في النِّصْفِ البَاقِي
وقال: تناكحوا تناسلوا،
فإني مباه بكمم الامم يوم القيامة. وأيضا: » إذا أَتاكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ
خُلُقَهُ وَدِينَهُ فَأَنْكِحونُ، إِلا تَفْعلوا تَكُنْ فِتْنَةٌ في
الأَرْضِ وَفَسادٌ عَريضٌ . وقد حث عليه المنان بقوله: وَأَنكِحُوا
الْأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن
يَكُونُوا فُقَرَاء يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ
عَلِيمٌ. وهذا عقد مبارك ميمون واجتماعلى حصول خير يكون، إن شاء الله الذي
إذا اراد شيئا أن يقول له كن فيكون.
أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولوالدي ولوالديكم لومشايخي ومشايخكم ولسائر المسلمين فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
استغفر الله العظيم الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله صلى الله عليه وسلم.
b. Khutbah Nikah Pendek berdasar Hadits Ibnu Mas’ud Riwayat Abu Dawud
الحمدُ لله نَستعينُهُ ونستغفرُهُ، ونعوذُ بهِ من شُرورِ أنفُسِنَا، من
يهدِ الله فلا مُضلَّ لهُ، ومن يُضلل فلا هاديَ لهُ، وأشهدُ ان لا إله إلا
الله وأشهدُ أن محمدًا عبدُه ورسوله
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ
رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللهَ
الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءامَنُواْ اتَّقُواْ اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ . يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللهَ
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
7. Wali Nikah
Dalam Islam, calon pengantin perempuan harus dinikahkan oleh walinya.
Tidak boleh menikahkan dirinya sendiri. Wali nikah yang utama adalah
ayah kandung, kalau tidak ada maka diganti kakek, kemudian saudara
kandung, seterusnya lihat keterangan di bawah.
a. Urutan Wali Nikah
Urutan wali dan yang berhak menjadi wali nikah adalah sebegai berikut:
1. Ayah kandung
2. Kakek, atau ayah dari ayah
3. Saudara seayah dan seibu
4. Saudara seayah saja
5. Anak laki-laki dari saudara yang seayah dan seibu
6. Anak laki-laki dari saudara yang seayah saja
7. Saudara laki-laki ayah
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah
Urutan wali di atas harus dijaga. Kalau wali nomor urut 1 masih ada dan
memenuhi syarat, maka tidak sah pernikahan yang dilakukan oleh wali
nomor urut 2 dan seterusnya.
Wali yang paling berhak juga boleh mewakilkan perwaliannya pada orang lain yang dipercaya seperti tokoh agama atau petugas KUA.
Apabila perempuan berada di suatu negara yang tidak ada wali hakim,
maka sebagai gantinya adalah tokoh Islam setempat seperti imam masjid
atau ulama yang dikenal.
b. Syarat Menjadi Wali Nikah
Walaupun sudah termasuk golongan yang berhak menjadi wali nikah, belum
sah menjadi wali nikah sampai syarat-syarat berikut terpenuhi:
1. Islam (beragama Islam). Tidak sah wali kafir selain kafir Kitabi (Yahudi dan Kristen yang masih murni boleh menjadi wali).
2. Aqil (berakal sehat). Tidak sah wali yang akalnya rusak.
3. Baligh (sudah usia dewasa) tidak sah wali anak-anak.
4. Laki-laki. Tidak sah wali perempuan.
Menurut Ibnu Qudamah dalam kitab al-Mughni menyatakan bahwa sah
hukumnya seorang ayah nonmuslim menjadi wali nikah untuk putrinya yang
menikah dengan pria muslim. Hal ini berdasarkan pendapat dari madzhab
Hanafi dan Syafi’i. Ibnu Qudamah berkata:
إذا تزوج المسلم ذمية,
فوليها الكافر يزوجها إياه . ذكره أبو الخطاب. وهو قول أبي حنيفة,
والشافعي ; لأنه وليها , فصح تزويجه لها , كما لو زوجها كافرا, ولأن هذه
امرأة لها ولي مناسب, فلم يجز أن يليها غيره, كما لو تزوجها ذمي.
(HR. Ahmad no. 4250, Abu Dawud no. 2083, Ibnu Majah no. 1839, Ibnu
Hibban no. 4074, al-Hakim no. 2182, Subul as-Salam juz 3 halaman 118 dan
Fath al-Bari juz 9 halaman 191).
c. Wali Hakim
Wali
hakim dalam konteks Indonesia adalah pejabat yang berwenang menikahkan.
Yaitu, hakim agama, petugas KUA, naib, modin desa urusan nikah.
(Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1952). Wali hakim baru
boleh menjadi wali nikah dalam 3 hal sebagai berikut:
1. Wali
dari anak zina: Seorang anak zina perempuan nasabnya dinisbatkan pada
ibunya. Karena ibu tidak dapat menikahkan, maka wali hakim yang dapat
menjadi walinya.
2. Semua wali tidak ada: Wali hakim dapat menjadi wali nikah apabila semua wali nikah tidak ada.
3. Wali tidak ada yang setuju tanpa alasan syar’i: Wali hakim juga
dapat menjadi wali nikah apabila semua wali nikah yang ada menolak
menikahkan dengan alasan yang tidak sesuai syariah. (Al-Muhadzdzab juz 2
halaman 37 dan al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah juz 4 halaman 33).
d. Wali Pergi dalam Jarak Qashar
Apabila wali yang terdekat pergi dalam jarak perjalanan qashar (dua
marhalah/84 km), maka wali hakim boleh menjadi pengganti wali tersebut.
ولو ) ( غاب ) الولي ( الأقرب ) نسبا ، أو ولاء ( إلى مرحلتين ) ، أو أكثر
ولم يحكم بموته وليس له وكيل حاضر في تزويج موليته زوج السلطان ) لا
الأبعد وإن طالت غيبته وجهل محله وحياته لبقاء أهلية الغائب وأصل بقائه
والأولى أن يأذن للأبعد ، أو يستأذنه خروجا من الخلاف
“Apabila
wali nasab terdekat bepergian dalam jarak dua marhalah (qashar) atau
lebih jauh dan tidak ada status kematiannya serta tidak ada wakilnya
yang hadir dalam menikahkan perempuan di bawah perwaliannya maka Sultan
(Wali Hakim) dapat menikahkan perempuan itu. Bukan wali jauh walaupun
kepergiannya lama dan tidak diketahui tempat dan hidupnya. Hal itu
karena tetapnya status kewalian wali yang sedang pergi. Namun yang lebih
utama meminta ijin pada wali jauh untuk keluar dari khilaf ulama.”
(Nihayat al-Muhtaj fi Syarh al-Minhaj pada bab “Fashlun fi mawani’
al-wilayat an-nikah”).
8. Akad Nikah (Ijab Qabul)
Prosesi nikah terpenting adalah pada saat akad nikah (ijab qabul).
Dimana wali calon mempelai perempuan menikahkan putrinya dengan calon
pengantin laki-laki (ijab) dan calon pengantin laki-laki menjawabnya
(qabul) sebagai tanda menerima pernikahan tersebut. Wali juga dapat
mewakilkan pada wakil wali yang ditunjuk wali untuk menikahkan putrinya.
Yang bertindak sebagai wakil biasanya petugas KUA atau tokoh agama
setempat.
a. Teks bacaan akad nikah langsung oleh wali:
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام علي اشرف
الانبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلي اله وصحبه اجمعين. اما بعد.
اوصيكم عباد الله واياكم بتقوي الله. ازوجك علي ما امر الله به من امسا ك او تسريح باحسان.
واحل الله لكم النكاح وحرم عليكم السفاح
يا … انكحتك وزوجتك بنتي … بمهر – الف روبية حالا / مؤجلا
Ankahtuka wazawwajtuka binti... (sebutkan namanya) bimahri... (sebutkan jumlah maskawinnya) haallan.
“Aku menikahkanmu dengan putriku bernama... (sebutkan nama) dengan maskawin... (sebutkan jumlah maskawinnya).”
b. Teks bacaan akad nikah oleh wakil wali
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام علي اشرف
الانبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلي اله وصحبه اجمعين. اما بعد.
اوصيكم عباد الله واياكم بتقوي الله. ازوجك علي ما امر الله به من امسا ك او تسريح باحسان.
واحل الله لكم النكاح وحرم عليكم السفاح
يا … انكحتك وزوجتك فاطمة بنت سالم موكلي بمهر – الف روبية حالا / مؤجلا
Ankahtuka wazawwajtuka binti... (sebutkan namanya) muwakkili bimahri... (sebutkan jumlah maskawinnya) haallan.
“Aku menikahkanmu dengan putriku bernama... (sebutkan nama) yang
walinya mewakilkan kepadaku dengan maskawin... (sebutkan jumlah
maskawinnya).”
c. Teks qabul pengantin putra kepada wali
Ketika wali nikah atau wakilnya selesai mengucapkan ijab, maka
pengantin laki-laki langsung merespons/menjawab dengan ucapan berikut:
قبلت نكاحها وتزويجها بالمهر المذكور. Qabiltu nikaahahaa watazwiijahaa
bilmahril madzkur. “Saya terima nikahnya dengan mahar/maskawin
tersebut.”
9. Doa Setelah Akad Nikah
Setelah ijab
qabul dilaksanakan antara wali atau wakil wali dengan mempelai
laki-laki, acara dilanjutkan dengan membaca sebagai berikut:
الحمد لله رب العالمين. والصلاة والسلام علي اشرف الانبياء والمرسلين. وعلي
اله وصحبه اجمعين. حمدا يوافي نعمه ويكافي مزيده. يا ربنا لك الحمد كما
ينبغي لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك.
اللَهُمَّ صَلِّ عَلَي
سَيِّدِنَا مُحمَدٍ صَلاَةٌ تُنْجيْنَا بِهَا مِنَ جَمِيْعَ الأهَوْاَلِ
وَالأَفَاتِ وَتَقْضِي لَنَا بها جَمِيعَ الحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا
مِنْ جَمِيْعِ السَيّئاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَي
الدَرَجَاتِ وَتُبَلّغُنَا بِهَا أَقْصَي الغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ
الخَيرَاتِ فِي الحَيَاةِ
وَبَعْدَ المَمَاتِ
انك سميع قريب مجيب الدعوات يا قا ضي الحاجات، يا مجيب السا ئلين
اللهم الف بينهما كما الفت بين ادم وحواء والف بينهما كما الفت بين سيدنا محمد ص.م. وخديجة الكبري.
اللهم لاتدع لنا في مقامنا هذا ذنبا الا غفرته ولا هما الا فرجته ولا حاجة
من حوائج الدنيا والاخرة لك فيها رضا ولنا فيها صلاح الا قضيتها ويسرتها
فيسر امورنا واشرح صدورنا ونور قلوبنا واختم بالصالحات اعمالنا. اللهم
توفنا مسلمين واحينا مسلمين والحقنا بالصالحين غير خزايا ولا مفتونين.
ربنا هب لنا من ازواجنا وذرياتنا قرة اعين واجعلنا للمتقين اماما. ربنا
اغفر لنا ولوالدينا وارحمهما كما ربيانا صغارا. ربنا اتنا في الدنيا حسنة
وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار. والحمد لله رب العالمين.
10. Ucapan Doa untuk Kedua Mempelai setelah Akad Nikah
Masing-masing yang hadir disunnahkan mengucapkan doa berikut pada
pengantin laki-laki: “Baarakallahu laka. Wabaarakallahu ‘alaika.
Wajama’a bainakumaa fii khairin.” بارك الله لك، وبارك الله عليك، وجمع
بينكما في خير.
Masing-masing yang hadir disunnahkan
mengucapkan doa berikut pada kedua mempelai: “Baarakallahu likulli
waahidin minkumaa fii shaahibihi. Wajama’a bainakumaaa fii khairin.”
بارك الله لكل واحد منكما في صاحبه، وجمع بينكما في خير.
11. Pernikahan yang Haram (Dilarang) dalam Islam
Pernikahan adakalanya hukumnya haram, dalam situasi berikut:
a) Perempuan menikah dengan orang laki-laki nonmuslim
b) Laki-laki menikah dengan nonmuslim yang bukan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani murni).
c) Menikah dengan pelacur atau wanita hamil
d) Pernikahan dalam masa idah cerai atau kematian
e) Poliandri (perempuan menikah dengan lebih dari satu laki-laki)
f) Poligami lebih dari empat
g) Laki-laki menikah dengan dua perempuan bersaudara (boleh menikah dengan salah satunya).
h) Nikah Misyar bagi Wahabi dan Nikah Mut’ah bagi Syi’ah (kawin kontrak).
12. Hikmah dan Tujuan Nikah
Diantara hikmah dan tujuan pernikahan dalam syari’at Islam adalah bahwa
pernikahan dapat menenteramkan jiwa. Dengan perkawinan orang dapat
memenuhi tuntutan nafsu seksualnya dengan rasa aman dan tenang, dalam
suasana cinta kasih, dan ketenangan lahir dan bathin.
Disamping
itu, pernikahan juga dapat menghindarkan seseorang dari perbuatan
maksiat. Salah satu kodrat manusia adalah penyaluran hasrat biologis.
Dorongan biologis dalam rangka kelangsungan hidup manusia berwujud nafsu
seksual yang harus mendapat penyaluran sebagaimana mestinya. Penyaluran
nafsu seksual yang tidak semestinya akan menimbulkan berbagai perbuatan
maksiat, seperti perzinaan, yang mengakibatkan dosa dan dapat
menimbulkan penyakit yang mencelakakan.
Hikmah dan tujuan
lainnya, pernikahan itu untuk melanjutkan keturunan. Memang manusia bisa
berkembang biak dengan berhubungan seksual tanpa melalui pernikahan,
tetapi akibatnya akan tidak jelas asal-usulnya atau jalur silsilah
keturunannya. Dengan demikian, jelas, disamping melestarikan keturunan,
pernikahan juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Rabu, 12 Juni 2013
KOLERIS, MELANKOLIS DAN SANGUINIS
ANDA TERMASUK TIPE YANG MANA?
KOLERIS pada umumnya mempunyai:
KEKUATAN:
* Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
* Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
* Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
* Bebas dan mandiri
* Berani menghadapi tantangan dan masalah
* "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
* Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
* Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
* Membuat dan menentukan tujuan
* Terdorong oleh tantangan dan tantangan
* Tidak begitu perlu teman
* Mau memimpin dan mengorganisasi
* Biasanya benar dan punya visi ke depan
* Unggul dalam keadaan darurat
KELEMAHAN:
* Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
* Senang memerintah
* Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
* Menyukai kontroversi dan pertengkaran
* Terlalu kaku dan kuat/ keras
* Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
* Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
* Sering membuat keputusan tergesa-gesa
* Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
* Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
* Workaholics (kerja adalah "tuhan"-nya)
* Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
* Mungkin selalu benar tetapi tidak populer
kalau MELANKOLIS:
KEKUATAN:
* Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
* Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
* Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
* Sensitif
* Mau mengorbankan diri dan idealis
* Standar tinggi dan perfeksionis
* Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
* Hemat
* Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
* Kalau sudah mulai, dituntaskan.
* Berteman dengan hati-hati.
* Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
* Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
* Sangat memperhatikan orang lain
KELEMAHAN:
* Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
* Mengingat yang negatif & pendendam
* Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
* Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
* Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
* Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan (if..if..if..)
* Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
* Hidup berdasarkan definisi
* Sulit bersosialisasi
* Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
* Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
* Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
* Memerlukan persetujuan
kalau PLEGMATIS:
KEKUATAN:
* Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
* Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
* Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
* Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
* Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
* Penengah masalah yg baik
* Cenderung berusaha menemukan cara termudah
* Baik di bawah tekanan
* Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
* Rasa humor yg tajam
* Senang melihat dan mengawasi
* Berbelaskasihan dan peduli
* Mudah diajak rukun dan damai
KELEMAHAN:
* Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
* Takut dan khawatir
* Menghindari konflik dan tanggung jawab
* Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
* Terlalu pemalu dan pendiam
* Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
* Kurang berorientasi pada tujuan
* Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
* Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
* Tidak senang didesak-desak
* Menunda-nunda / menggantungkan masalah.
kalau SANGUINIS:
KEKUATAN:
* Suka bicara
* Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
* Antusias dan ekspresif
* Ceria dan penuh rasa ingin tahu
* Hidup di masa sekarang
* Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
* Berhati tulus dan kekanak-kanakan
* Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
* Umumnya hebat di permukaan
* Mudah berteman dan menyukai orang lain
* Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
* Menyenangkan dan dicemburui orang lain
* Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
* Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
* Menyukai hal-hal yang spontan
KELEMAHAN:
* Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
* Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
* Susah untuk diam
* Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
* Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
* RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)
* Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
* Mudah berubah-ubah
* Susah datang tepat waktu jam kantor
* Prioritas kegiatan kacau
* Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
* Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
* Egoistis
* Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
* Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money".
onani atau masturbasi
PANDUAN ONANI ATAU MASTURBASI
Daftar Isi:
a. Devinisi Onani
b. Hukum Onani dalam Pandangan Islam
c. Batasan Dosa Besar dan Dosa Kecil
d. Tentang Zina Tangan atau Mata
e. Solusi Bagi Orang yang Sudah Terbiasa Onani
a. Devinisi Onani
Onani dalam bahasa Arabnya disebut dengan Istimna’ yang secara
etimologi berarti berusaha mengeluarkan mani. Sedangkan secara
terminologi onani adalah mengeluarkan mani dengan selain berhubungan
suami istri, baik yang diharamkan, seperti mengeluarkan mani dengan
tangannya sendiri, atau yang diperbolehkan seperti mengeluarkan mani
dengan tangan istrinya. (Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah juz 3
halaman 97 dan Nihayat al-Muhtaj juz 3 halaman 169).
Pada
asalnya istimna’ (onani/masturbasi) adalah mengeluarkan mani bukan
melalui persetubuhan, baik dengan telapak tangan atau dengan cara yang
lainnya. (Mu’jam Lughat al-Fuqaha juz 1 halaman 65).
Adapun
mengeluarkan air mani dengan alat (sarana) tertentu selain tangan pada
asalnya tidaklah berbeda dengan istmina’, dikarenakan subsatansi
perbuatan itu adalah sama, yaitu sama-sama mengeluarkan mani untuk
mendapatkan satu kenikmatan apakah dikarenakan kondisi terpaksa atau
tidak, sehingga hukumnya bisa disamakan dengan hukum onani yang
menggunakan tangan.
Prinsipnya onani adalah sebuah tindakan
yang berfungsi sebagai cara merangsang alat kelamin dengan tangan atau
benda lainnya untuk mendapat suatu taraf orgasme. Pada umumnya
masturbasi menyangkut rangsangan dan pemuasan diri sendiri, walaupun
demikian masturbasi lumrah dilakukan oleh dua orang dalam kapasitas
hubungan heteroseksual atau homoseksual.
Kinsey dalam
penelitiannya seperti dikutip dari buku “Woman’s Body”, mengatakan bahwa
minimal 1 dari 6 wanita pernah melakukan masturbasi paling sedikit satu
kali sepanjang perjalanan hidupnya. Dan kebanyakan dari para wanita
menganggap masturbasi adalah cara yang paling cepat dan langsung untuk
mendatangkan kenikmatan orgasme.
Onani biasanya identik dengan
perbuatan yang dilakukan oleh seorang pemuda, sedangkan kalau pelakunya
seorang cewek biasanya disebut masturbasi.
b. Hukum Onani dalam Pandangan Islam
Sayyid Sabiq menyebutkan bahwa telah terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama dalam permasalahan onani:
1. Para ulama madzhab Maliki, Syafi’i dan Zaidiyah berpendapat bahwa
onani adalah haram. Dengan landasan bahwa Allah Swt. telah memerintahkan
untuk menjaga kemaluan dalam segala kondisi kecuali terhadap istri dan
budak perempuannya. Apabila seseorang tidak melakukannya terhadap kedua
orang itu kemudian melakukan onani maka ia termasuk ke dalam golongan
orang-orang yang melampaui batas dari apa yang telah dihalalkan Allah
bagi mereka dan beralih kepada apa-apa yang diharamkanNya atas mereka.
Firman Allah Swt.: “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali
terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki. Maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari
yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.”
(QS. al-Mukminun ayat 5-7).
2. Para ulama madzhab Hanafi
berpendapat bahwa onani hanya diharamkan dalam keadaan-keadaan tertentu
dan wajib pada keadaan yang lainnya. Mereka mengatakan bahwa onani
menjadi wajib apabila ia takut jatuh kepada perzinahan jika tidak
melakukannya. Hal ini didasarkan pada kaidah mengambil kemudharatan
yang lebih ringan. Namun mereka mengharamkan apabila hanya sebatas
untuk bersenang-senang dan membangkitkan syahwatnya. Mereka juga
mengatakan bahwa onani tidak masalah jika orang itu sudah dikuasai oleh
syahwatnya sementara ia tidak memiliki istri atau budak perempuan demi
menenangkan syahwatnya.
3. Para ulama madzhab Hambali
berpendapat bahwa onani itu diharamkan kecuali apabila dilakukan karena
takut dirinya jatuh kedalam perzinahan atau mengancam kesehatannya
sementara ia tidak memiliki istri atau budak serta tidak memiliki
kemampuan untuk menikah, jadi onani tidaklah masalah.
4. Ibnu
Hazm berpendapat bahwa onani itu makruh dan tidak ada dosa di dalamnya,
karena seseorang yang menyentuh kemaluannya dengan tangan kirinya
adalah boleh menurut ijma’ seluruh Ulama, sehingga onani itu bukanlah
suatu perbuatan yang diharamkan. Firman Allah Swt.: “Padahal
Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkanNya
atasmu.” (QS. al-An’am ayat 119). Dan onani tidaklah diterangkan kepada
kita tentang keharamannya maka ia adalah halal sebagaimana firmanNya:
“Dia lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.”
(QS. al-Baqarah ayat 29).
5. Diantara ulama yang berpendapat
bahwa onani itu makruh adalah Ibnu Umar dan Atho’. Hal itu dikarenakan
bahwa onani bukanlah termasuk dari perbuatan yang terpuji dan bukanlah
perilaku yang mulia. Ada cerita bahwa manusia pada saat itu pernah
berbincang-bincang tentang onani maka ada sebagian mereka yang
memakruhkannya dan sebagian lainnya membolehkannya.
6. Diantara
yang membolehkannya adalah Ibnu Abbas, al-hasan dan sebagian ulama
tabi’in yang masyhur. Al-Hasan mengatakan bahwa dahulu mereka
melakukannya saat dalam peperangan. Mujahid mengatakan bahwa orang-orang
terdahulu memerintahkan para pemudanya untuk melakukan onani untuk
menjaga kesuciannya. Begitupula hukum onani seorang wanita (masturbasi)
sama dengan hukum onani seorang laki-laki.” (Fiqh as-Sunnah juz 3
halaman 424-426).
Ibnu ‘Abidin menjelaskan tentang perkataan
bahwa onani itu makruh: “Adalah secara dzahir onani adalah makruh yang
tidak sampai haram. Hal itu dikarenakan bahwa kedudukan onani seperti
orang yang mengeluarkan mani baik dengan merapatkan kedua paha atau
menekan perutnya.” (Radd al-Mukhtar juz 17 halaman 75).
Dari
pendapat-pendapat para ulama di atas tidak ada dari mereka yang secara
tegas menyatakan bahwa onani sama dengan zina yang sesungguhnya. Namun
para ulama mengatakan bahwa perbuatan tersebut termasuk ke dalam
muqaddimah zina (forplay/pemanasan).
Allah Swt. Berfirman: “Dan
janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. al-Isra’ ayat 32).
c. Batasan Dosa Besar dan Dosa Kecil
Imam an-Nawawi menyebutkan beberapa pendapat ulama tentang batasan dosa besar jika dibedakan dengan dosa kecil:
1. Dari Ibnu Abbas Ra. menyebutkan bahwa dosa besar adalah segala dosa
yang Allah akhiri dengan neraka, kemurkaan, laknat atau adzab,
demikian pula pendapat Imam al-Hasan Bashri.
2. Para ulama
yang lainnya mengatakan bahwa dosa besar adalah dosa yang diancam Allah
Swt. dengan neraka atau hadd (hukuman) di dunia.
3. Iamam
al-Ghozali dalam al-Basith mengatakan bahwa batasan menyeluruh dalam
hal dosa besar adalah segala kemaksiatan yang dilakukan seseorang tanpa
ada perasaan takut dan penyesalan, seperti orang yang menyepelekan
suatu dosa sehingga menjadi kebiasaan. Setiap penyepelean dan peremehan
suatu dosa maka ia termasuk ke dalam dosa besar.
4. Syeikhul
Imam Abu ‘Amr bin Sholah dalam al-Fatawa al-Kabirah menyebutkan bahwa
setiap dosa yang besar atau berat maka bisa dikatakan bahwa itu adalah
dosa besar.
5. Adapun diantara tanda-tanda dosa besar adalah
wajib atasnya hadd, diancam dengan siksa neraka dan sejensnya
sebagaimana disebutkan dalam al-Quran maupun as-Sunnah. Para pelakunya
pun disifatkan dengan fasiq berdasarkan nash, dilaknat sebagaimana Allah
Swt. melaknat orang yang merubah batas-batas tanah.” (Shahih Muslim bi
Syarh an-Nawawi juz 2 halaman 113).
Dari beberapa definisi
dan tanda-tanda dosa besar maka perbuatan onani tidaklah termasuk
kedalam dosa besar selama tidak dilakukan secara terus menerus atau
menjadi suatu kebiasaan. Hendaknya seorang muslim tidak berfikir
kecilnya dosa suatu kemaksiatan yang dilakukannya akan tetapi terhadap
siapa dia bermaksiat, tentunya terhadap Allah Swt. Yang Maha Besar lagi
Maha Mulia.
d. Tentang Zina Tangan atau Mata
Abu
Hurairah Ra. berkata bahwa Nabi Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah telah
menetapkan terhadap anak-anak Adam bagian dari zina yang bisa jadi ia
mengalaminya dan hal itu tidaklah mustahil. Zina mata adalah pandangan,
zina lisan adalah perkataan dimana diri ini menginginkan dan menyukai
serta kemaluan membenarkan itu semua atau mendustainya.” (HR. Bukhari).
Imam Bukhari memasukkan hadits ini ke dalam Bab Zina Anggota Tubuh
Selain Kemaluan, artinya bahwa zina tidak hanya terbatas pada apa yang
dilakukan oleh kemaluan seseorang saja. Namun zina bisa dilakukan dengan
mata melalui pandangan dan penglihatannya kepada sesuatu yang tidak
dihalalkan, zina bisa dilakukan dengan lisannya dengan membicarakan
hal-hal yang tidak benar dan zina juga bisa dilakukan dengan tangannya
berupa menyentuh, memegang sesuatu yang diharamkan.
Ibnu Hajar
menyebutkan pendapat Ibnu Bathol: “Pandangan dan pembicaraan dinamakan
dengan zina dikarenakan kedua hal tersebut menuntun seseorang untuk
melakukan perzinahan yang sebenarnya. Karena itu kata selanjutnya
adalah “serta kemaluan membenarkan itu semua atau mendustainya.” (Fath
al-Bari juz 11 halaman 28).
Meskipun demikian, hukum zina
tangan, lisan dan mata tidaklah sama dengan zina sebenarnya yang wajib
atasnya hadd. Si pelakunya hanya dikenakan teguran dan peringatan keras.
DR. Syeikh Wahbah az-Zuhailiy menyatakan: “Pelaku onani haruslah diberi
teguran keras dan tidak dikenakan atasnya hadd.” (Al-Fiqh al-Islam wa
Adillatuhu juz 7 halaman 5348).
Begitupula penjelasan Ibnu
Taimiyah dengan bersandar pada pendapat yang paling benar dari Imam
Ahmad bahwa pelaku onani haruslah diberikan teguran keras. (Majmu’
al-Fatawa juz 24 halaman 145).
Ibnul Qoyyim juga mengatakan:
“Adapun teguran adalah pada setiap kemaksiatan yang tidak ada hadd
(hukuman) dan juga tidak ada kafaratnya. Sesungguhnya kemaksiatan itu
mencakup tiga macam:
1. Kemaksiatan yang di dalamnya ada hadd dan kafarat. (Contoh: mencuri, minum khomr, zina dan menuduh orang berzina).
2. Kemaksiatan yang di dalamnya hanya ada kafarat tidak ada had.
(Contoh: berjima’ pada siang hari di bulan Ramadhan dan bersetubuh saat
ihram).
3. Kemaksiatan yang di dalamnya tidak ada hadd dan
tidak ada kafarat. (Contoh: menyetubuhi seorang budak yang dimiliki
bersama antara dia dan orang lain, mencium orang asing dan berdua-duaan
dengannya, masuk ke kamar mandi tanpa mengenakan sarung, memakan daging
bangkai, darah, babi dan yang sejenisnya. (I’lam al -Muwaqqi’in juz 2
halaman 183).
e. Solusi Bagi Orang yang Sudah Terbiasa Onani
DR. Muhammad Shaleh al-Munjid al-Wahabi, seorang ulama di Saudi
Arabia, menyebutkan beberapa solusi bagi orang-orang yang terbiasa
melakukan perbuatan ini, yaitu:
1. Hendaklah faktor yang
mendorongnya untuk melepaskan diri dari kebiasaan onani adalah untuk
menjalankan perintah Allah Swt. dan menghindari murkaNya.
2.
Mendorong dirinya untuk mengambil solusi mendasar dengan menikah sebagai
pelaksanaan dari wasiat Rasulullah Saw. kepada para pemuda dalam
permasalahan ini.
3. Mengarahkan fikiran, bisikan dan
menyibukan dirinya dengan perkara-perkara yang di dalamnya terdapat
kemaslahatan bagi dunia maupun akheratnya. Karena terus menerus
menghayal akan mendorongnya untuk melakukan perbuatan itu dan pada
akhirnya menjadikannya kebiasaan sehingga sulit untuk dilepaskan.
4. Menjaga pandangan dari melihat orang-orang atau foto-foto yang
membawa fitnah apakah itu foto dari orang yang hidup atau sekedar
gambar dengan matanya secara langsung. Karena hal itu akan mendorongnya
kepada perbuatan yang diharamkan, sebagaimana firman Allah Swt.:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka
menahan pandanganya…” (QS. an-Nur ayat 30). Juga sabda Rasulullah Saw.:
“Janganlah engkau ikuti pandanganmu dengan pandangan yang
selanjutnya.” (HR. at-Tirmidzi).
5. Menyibukkan dirinya dengan berbagai ibadah dan menghindari untuk mengisi waktu-waktu kosongnya dengan maksiat.
6. Mengambil palajaran dari beberapa penyakit pada tubuh yang
disebabkan kebiasaan melakukan onani seperti melemahkan penglihatan dan
syahwat, melemahkan alat reproduksi, sakit punggung dan
penyakit-penyakit lainnya yang telah disebutkan oleh para dokter.
Demikian pula dengan penyakit kejiwaan seperti stress, kegalauan hati
dan yang lebih besar dari itu semua adalah meremehkan waktu-waktu sholat
dikarenakan berulang kalinya mandi dan juga merusak puasanya (apabila
dalam keadaan puasa).
7. Menghilangkan berbagai cara untuk
mencari kepuasan yang salah, dikarenakan sebagian pemuda menganggap
bahwa perbuatan ini dibolehkan dengan alasan menjaga diri dari zina atau
homoseksual padahal kondisinya tidaklah sama sekali mendekati perbuatan
yang keji (zina/homoseksual) tersebut.
8. Mempersenjatai diri
dengan kekuatan kehendak dan tekad serta tidak mudah meyerah terhadap
setan. Hindari berada dalam kesendirian seperti bermalam sendirian.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad no. 6919 disebutkan bahwa Nabi
Saw. melarang seseorang bermalam sendirian.
9. Mengambil
cara-cara penyembuhan Nabi Saw. berupa puasa, karena ia dapat menekan
gejolak syahwat dan seksualnya. Dia juga perlu menghindari beberapa
solusi yang aneh, seperti bersumpah untuk tidak melakukannya lagi atau
bernadzar dikarenakan jika ia kembali melakukan hal itu maka ia
termasuk ke dalam golongan orang-orang yang memutuskan sumpah yang telah
dikokohkan. Jangan pula menggunakan obat-obat penekan syahwat karena di
dalamnya terkandung berbagai bahaya bagi tubuh. Sedangkan segala
sesuatu yang dipakai untuk menghentikan syahwat secara keseluruhan
adalah haram.
10. Berkomitmen dengan adab-adab syari’ah saat
tidur seperti berdzikir, tidur di atas sisi kanan tubuhnya,
menghindarkan tidur telungkup yang dilarang Nabi Saw.
11.
Berhias dengan kesabaran dan ‘iffah. Hal yang demikian dikarenakan
diantara kewajiban kita adalah bersabar terhadap hal-hal yang
diharamkan walaupun hal itu disukai oleh jiwa. Telah diketahui bahwa
sifat iffah dalam diri pada akhirnya akan menghentikannya dari kebiasaan
tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. “Barangsiapa yang menjaga
diri (iffah) maka Allah akan menjaganya, barangsiapa yang meminta
pertolongan kepada Allah maka Allah akan menolongnya, barangsiapa yang
bersabar maka Allah akan memberikan kesabaran kepadanya dan tidaklah
seseorang diberikan suatu pemberian yang lebih baik atau lebih luas
daripada kesabaran.” (HR. Bukhari no. 1469).
12. Apabila
seseorang telah jatuh ke dalam perbuatan maksiat ini maka segeralah
bertaubat dan beristighfar serta melakukan perbuatan-perbuatan taat
dengan tidak berputus asa karena putus asa adalah termasuk ke dalam dosa
besar.
13. Akhirnya, diantara kewajiban yang tidak diragukan
adalah kembali kepada Allah dan merendahkan dirinya dengan berdoa,
meminta pertolongan dariNya untuk melepaskan diri dari kebiasaan ini.
Ini adalah solusi terbesar karena Allah Swt. senantiasa mengabulkan doa
orang yang berdoa apabila dia berdoa. (islam-qa.com).
Sabtu, 25 Mei 2013
lalai pernikahan
BEKAL PENTING PERNIKAHAN YANG SERING DILALAIKAN
Dalam kitab Tatsbit al-Fuad, al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad
menyebutkan tentang adanya penyakit yang menimpa banyak anak kecil pada
saat itu, sehingga banyak diantara mereka yang meninggal dunia.
Mengomentari hal tersebut, Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad mengatakan:
“Mungkin berjatuhannya korban kematian mereka itu disebabkan beberapa
perkara, seperti ketidakberesan yang terjadi dalam pernikahan orang tua
mereka walaupun kita tidak mengatakn itu sebagai zina. Atau mungkin juga
disebabkan karena kurang peduli dengan kesucian ketika bersetubuh serta
adab-adabnya, seperti dzikir dan sebagainya.
Kenapa
orang-orang zaman sekarang jauh dari niat-niat yang mulia dalam
melaksanakan pernikahan? Mereka sangat lalai akan hal ini, bahkan dari
niatan yang minimal sekalipun, yaitu untuk melaksanakan sunnah atau
menjaga diri dari kemaksiatan atau menjaga mata dari yang haram.
Kebanyakan diantara mereka niatnya sebatas melampiaskan syahwat. Hingga
kalaupun mereka memperoleh anak, yang terlahir hanyalah keturunan yang
membuat mereka lupa dan lalai kepada Allah.”
Niat memang
memiliki posisi sangat istimewa dalam ajaran Islam. Kali ini, kita
membicarakan niat terkait dengan salah satu tahapan kehidupan yang
selalu dilewati oleh setiap orang, yaitu pernikahan.
Dalam hal ini, para ulama menyarankan kepada setiap orang yang menikah agar meniatkannya dengan niat-niat sebagai berikut:
1. Saya menikah dengan niat untuk menjalankan sunnah Rasulullah Saw.
2. Saya menikah dengan niat untuk menjaga mata dari pandangan yang haram.
3. Saya menikah dengan niat untuk mendapatkan keturunan yang dapat memperbanyak jumlah umat Islam.
4. Saya menikah dengan niat untuk meraih kecintaan Allah dengan
berusaha mendapatkan keturunan yang bisa melanjutkan generasi umat
manusia.
5. Saya menikah dengan niat untuk meraih kecintaan
Nabi Muhammad Saw. demi memperbanyak umatnya yang berkualitas, hingga
kelak di hari kiamat Rasulullah Saw. bangga dengan hal tersebut. Dalam
hadits disebutkan: “Menikahlah dan perbanyaklah keturunan. Sebab aku
akan membanggakan kalian di hadapan umat-umat lain kelak di hari
kiamat.”
6. Saya menikah dengan niat untuk memperoleh
keberkahan dari doa yang dipanjatkan seorang anak shalih setelah saya
wafat kelak. Sekaligus berharap pertolongan dan syafa’at dari anak-anak
tersebut jika mereka meninggal ketika masih kecil.
7. Saya
menikah dengan niat untuk menjaga kehormatan istri dan memenuhi
kebutuhannya, serta berniat untuk mencukupi nafkah istri dan anak-anak.
8. Saya menikah dengan niat untuk menjaga diri dari setan,
menghilangkan kerinduan dan kecenderungan syahwat yang negatif, menjaga
kemaluan dari perbuatan hina, menjaga pandangan, dan mengusir rasa
was-was.
9. Saya menikah dengan niat untuk menyenangkan dan
membahagiakan diri dengan cara duduk bersama pasangan atau memandang
serta yang lainnya, agar bisa bertambah giat dan lebih tenang dalam
beribadah.
10. Saya menikah dengan niat untuk mengurangi
kesibukan hati dalam mengatur rumah, mengerjakan pekerjaan dapur,
menyapu dan membersihkan perabotan, serta mendapatkan kemudahan hidup.
11. Saya menikah dengan niat untuk melatih diri dalam hal bertanggung
jawab sebagai pemimpin rumah tangga, berusaha memenuhi kebutuhan istri,
sabar atas kelakuan dan keburukan mereka, berusaha memperbaiki akhlak
mereka, membimbing mereka kepada kebaikan, mencari rizki yang halal
untuk mereka, serta menjalankan kewajiban dalam mendidik anak-anak
dengan pertolongan Allah.
12. Saya menikah dengan niat pada
semua niat tersebut dan niat lainnya dari semua yang saya curahkan, saya
ucapkan, dan saya kerjakan, dalam urusan pernikahan ini, karena Allah
Swt.
13. Saya menikah dengan niat seperti yang telah diniatkan
oleh para hamba Allah yang shalih dan para ulama yang mengamalkan
ilmunya. Kemudian berdoa: “Yaa Allah, berikan taufiq kepadaku seperti
halnya Engkau memberi taufiq kepada mereka, dan tolonglah aku seperti
halnya Engkau telah menolong mereka.”
Senin, 22 April 2013
ghazwul fikri sukses by Ustadz Felix Siauw
ghazwul fikri sukses by Ustadz Felix Siauw
1. sampai detik ini masih teringat nasihat @hari_moekti | "kaum yang
tak senang pada Islam merusak ummat dengan 3F: Food, Fun, Fashion"
2. kaum munafik pahami bahwa perang fisik takkan mereka menangkan | maka
mereka mulai perang pemikiran (ghazwul fikri) sebagai ganti
3. dan target empuk ghazwul fikri ini adalah pemuda Muslim | yang cenderung masih mudah diarahkan dan diwarnai; remaja
4. berbicara remaja maka tentu paling mudah dengan 3F tadi | Food-Fun-Fashion | Makanan-Hiburan-Pakaian
5. lewat Food ghazwul fikri membuat Muslim tidak aware dengan konsep halal | sekaligus membanjiri produk haram bagi Muslim
6. lewat Fun ghazwul fikri melalaikan Muslim untuk peduli pada "masalah
penting ummat" | lewat music, movie, love, pacaran, bola dll
7. lewat Fashion ghazwul fikri menuntun pikir remaja | bahwa pakaian itu aktualisasi diri dan gaya hidup | bukan penutup aurat
8. semua serangan pemikiran ini tujuannya satu | agar Muslim menjauh
dari Al-Qur'an dan As-Sunnah sumber kekuatan | hingga mereka lemah
9. ketika Muslim jauh dari Al-Qur'an dan As-Sunnah | maka Allah bukan lagi sumber kebahagiaan bagi mereka
10. bila Allah bukan lagi sumber kebahagiaan lalu apa gantinya? |
materi, itulah sumber kebahagiaan baru yang ditawarkan kaum munafik
11. saat kenikmatan makanan lebih diutamakan dari halal dan haram | saat itulah materi menjadi sumber kebahagiaan
12. saat alis disulam, operasi wajah, dan segala ketentuan Allah diubah
demi jempol dari manusia | saat itu materi menggantikan Allah
13.
saat hijab syar'i dikira kuno karena tak menarik | dan Muslimah berlomba
berpakaian untuk menarik perhatian | ghazwul fikri sukses
14. segala sesuatu mulai dinilai dari penampakan | sukses itu uang, mobil, rumah, wajah, ijazah | ghazwul fikri berhasil
15. idola bukan lagi Rasulullah namun artis penyanyi panggung | peraduan bukan lagi masjid namun arena konser atau stadion
16. hasilnya lebih dari yang diharapkan kaum munafik | bukan hanya
mengambil paham liberal barat | ada pula Muslim yang jadi pembelanya
17. paham materialisme yang mendewakan lahiriah, fisik dan dunia |
lahirkan sekularisme, liberalisme, demokrasi, nasionalisme dll
18. khusus bagi Muslimah mereka bermain dalam ranah pemikiran turunan langsung liberalisme | yaitu feminisme (genderisme)
19. by the way, kenapa Muslimah jadi pangsa pasar utama liberalis? |
karena rusaknya Muslimah bakal mengajak 2 yang lain, anak dan suaminya
20. lewat media para liberalis mendikte Muslimah | bagaimana seharusnya mereka berperilaku, berpakaian, menampilkan diri
21. liberalis meredefinisi cantik bagi Muslimah | yaitu badan seksi,
pakaian minim, otak kosong tak mengapa, agama minus bukan masalah
22. bagaimana cantik versi Rasul dan shahabiyah? | jangan tanya lagi, Muslimah korban ghazwul fikri sudah antipati mendengarnya
23. bagaimana dengan fungsi "ibu dan pengelola rumah tangga"? | jangan
tanya, ghazwul fikri sukses membentuk wanita sukses itu karir
24. bila dulu katanya lelaki menjajah wanita | sekarang juga sama, hanya lelaki gunakan food, fun, fashion jadi alat menjajah
25. lihat berapa besar usaha wanita agar terlihat "seksi" | beli pelangsing, sedot lemak, operasi, steroid?
26. apakah semua itu dilakukan untuk dirinya? tidak | wanita melakukan itu agar mendapat perhatian dari lelaki, akui atau tidak
27. bila lelaki yang dicari perhatiannya adalah suami, duhai manisnya! |
namun perhatian yang dicari justru lelaki-lelaki siapapun!
28. karena itulah ada ajang #MissWorld #MissUniverse | apapun ajangnya, dominasi penontonnya adalah lelaki, diadakan lelaki
29. misalnya #MissUniverse yang awalnya diadakan perusahaan pakaian
Pacific Mills | bagian dari kampanye jual pakaian "konsumerisme"
30. #MissUniverse ini lalu dibeli Kayser-Roth perusahaan pakaian dalam wanita | sama untuk kampanye jual pakaian
31. terakhir #MissUniverse dibeli Donald Trump | nyata bahwa kontes kecantikan ini dibuat lelaki dan untuk lelaki
32. #MissWorld juga sama | sebelum dikenal sebagai #MissWorld awalnya
ia Festival Bikini Contest yang dibesut Eric Morley pada 1951
33. dari Festival Bikini lalu jadilah #MissWorld | dari lelaki untuk lelaki | wanita? hanya jadi komoditas jual saja
34. jadi apa kesamaan kontes-kontes kecantikan dunia? | apapun
alasannya, intinya satu | menjual keindahan tubuh wanita | that's all
35. "jangan suudzann, kan dinilai dari 3B; "Beauty, Brain, Behaviour" | dari Hongkong? mana ada Miss World overweight?
36. yang ada yang kepilih berdasar 3S; Sexy, Sexy and Sexy | kasihan
wanita hanya jadi tontonan, dimana keindahan tubuh jadi jualan
37. melalui kontes kecantikan dunia semisal #MissWorld ini | wanita didoktrin gila belanja, gila penampilan, gila perhatian
38. sementara kontes kecantikan dunia ini ajang kemesuman publik bagi
lelaki | bikini contest, one piece | kapan lagi tontonan gratis?
39.
jadi mesti disadari bahaya #MissWorld | apalagi hendak dihelat di
Indonesia Sept 2013 | Muslim harus paham ini agenda ghazwul fikri
40. ini negeri Muslim dan liberalis harus tau bahwa masih ada Muslim yang sadar | kita menyerukan untuk #TolakMissWorld
41. bila untuk pariwisata dan budaya | masih banyak cara tingkatkan
pariwisata dan budaya | bukan dengan cara jual kehormatan dan agama
42. minimal opini harus digelar dan dipahamkan pada ummat | kedepan kita bisa buat aksi-aksi konkrit sebagai bentuk kepedulian
43. dan memahami beginilah bila bukan syariat Islam yang jadi standar
pemutus | #MissWorld dibolehkan berdasar timbangan manfaat manusia
44. maka agenda besar yang mesti dipatri di benak | bahwa syariat adalah solusi semua masalah
45. sekaligus memahami bahwa ghazwul fikri bertujuan | agar Muslim
jauhi 2 hal yang Rasulullah minta kita untuk berpegang teguh padanya
46. maka pelajari Al-Qur'an dan As-Sunnah | hingga pahami dan dapat
amalkan keduanya | insyaAllah mentah tak berguna tipuan mereka
47. #MissWorld bukan hanya kontes kecantikan | ia bagian dari perang pemikiran | maka Muslim wajib #TolakMissWorld
48. khususnya bagi Muslimah | cantikmu karena syahadat dan indahmu karena taat | bukan penilaian manusia dari lahir dan fisikmu
49. bertakwa pada Allah mohon pertolongan Allah | semoga kita bisa melalui setiap perang pemikiran yang ditujukan pada kita
50. dan semoga #TolakMissWorld jadi jalan bagi kita | agar berkeinginan
mengetahui Islam lebih dalam | mempelajari dan mengamalkannya :D
Jumat, 19 April 2013
Gak usah risau siapa jodohmu..
Gak usah risau siapa jodohmu..
Karena :
Tulang rusukmu tidak akan TERTUKAR
Tulang rusukmu tidak akan MENJAUH
Tulang rusukmu tidak akan PERGI
Tulang rusukmu tidak akan HILANG
Tulang rusukmu tidak akan DI AMBIL ORG LAIN
YAKINLAH..!
Semua itu akan terbukti & akan indah pada waktunya..
percayalah.!
INILAH KISAH DIBALIK DOA YANG TAK TERKABUL
INILAH KISAH DIBALIK DOA YANG TAK TERKABUL
( Semua Wajib Membaca !! )
Ada seseorang yang rajin berdoa, minta sesuatu sama Allah. Orangnya
sholeh. Ibadahnya baik.Tapi doa tak kunjung terkabul. Sebulan menunggu
masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan juga belum.
Tetap dia berdoa. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum
terkabul juga. Dia melihat teman kantornya. Orangny...a biasa saja. Tak
istimewa. Sholat masih bolong-bolong.
Kelakuannya juga sering nggak beres, sering tipu-tipu, bohong
sana-sini. Tapi anehnya, apa yangdia doain, semuanya dipenuhi. Orang
sholeh ini pun heran. Akhirnya, dia pun datang ke seorang ustadz.
Ceritalah dia permasalahan yang sedang dihadapi. Tentang doanya yang
sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah
dapat apa yang diainginkan.
Tersenyumlah ustadz ini.
Bertanyalah si ustadz ke orang ini. Kalau Anda lagi duduk di warung,
kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen musiknya gak bener,
suaranya fals, bagaimana? Orang sholeh tadi menjawab, segera saya kasih
pak ustadz, gak nahan ngeliat dan ndengerin dia lama-lama di situ,
sambil nyanyi pula.
Kalau pengamennya yang datengrapi, main
musiknya enak, suaranya empuk, bawain laguyang kamu suka, bagaimana?
Wah, kalo gitu, saya dengerin ustadz. Saya biarin dia nyanyi sampai
habis. Lama pun nggak masalah. Kalauperlu saya suruh nyanyi lagi. Nyanyi
sampai sealbum pun saya rela. Kalau pengamen tadi saya kasih 500, yang
ini 10.000 juga berani, ustadz.
Pak ustadz pun tersenyum.
begitulah nak. Allah ketika melihat engkau, yang sholeh, datang
menghadap-Nya, Allah betah ndengerin doamu. Melihat kamu. Dan Allah
pengen sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, ngasih apa
yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia pengen nahan kamu biar
khusyuk, biar deket sama Dia. Coba bayangin, kalo doamu cepetdikabulin,
apa kamu bakal sedeket ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu
dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yang kamu minta.
Beda sama temenmu itu. Allah gak mau kayaknya, dia deket-deket sama
Allah. Udah dibiarin biar bergelimang dosa aja dia ini. Makanya Allah
buru-buru kasih aja. Udah. Jatahnya ya segitu doang. Gak nambah lagi.
Dan yakinlah, kata pak ustadz, kalaupun apa yang kamu minta ternyata
gak Allah kasih sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat,nak. Sebaik-baik
pembalasan adalah jatah surga buat kita. Nggak bakal ngerasa kurang
kita di situ.
Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar,
sudah berprasangkaburuk kepada Allah. Padahal Allah betul-betul amat
menyayanginya..
Selasa, 12 Maret 2013
Tujuh kunci perkawinan
Muslimahzone.com – Pertama, Perkawinan adalah Amanat Allah SWT,
maka jagalah amat Allah itu sekuat-kuatnya dan seteguh-teguhnya, karena
setan akan berusaha dengan seribu satu macam cara untuk menghancurkan
perkawinan tersebut.
Inilah ujian terberat dalam kehidupan, mejaga amanah Allah SWT dalam bentuk perkawinan, dan ini memang tidak mudah, banyak sekali orang yang gagal mempertahankannya, karena setan terus saja menggoda pasangan suami istri untuk terjerumus kedalam lembah yang hina dina, yang ujung-ujungnya perceraian.
Maka sering dijumpai pasangan suami istri terus saja digoda atau tergoda oleh lingkungan disekitarnya, baik yang berada dalam dunia nyata ataupun dunia maya, ini banyak terjadi gara-gara jaringan social, FB, Twitter dan lain sebagainya, suami istri bisa bubar. Setan memang punyak banyak sekali cara agar suami istri pecah berantakan.
Itulah sebabnya pertolongan Allah SWT harus terus menerus dipanjatkan kepadaNya, karena tanpa pertolonganNya pasangan suami istri tidak bertahan lama, bisa bubar di tengah jalan, dan itu tak pandang usia perkawinan, tak ada jaminan yang sudah bertahun-tahun terus langgeng.
Kedua, Perkawinan adalah Sunnah RosulNya yang harus diikuti yang harus diikuti perasaan memiliki dan bertanggung jawab terhadap keutuhan rumah tangga, demi terciptanya panji-panji Illahi.
Perkara yang satu inipun tak mudah, memang sunnah rosulullah, namun kerena persoalan kehidupan yang terkadang rumit dari segi ekonomi, social, budaya dan lain sebagainya, banyak orang yang tak sempat menjalankannya, bahkan ada yang sampai akhir hayatnya tetap membujang, bukan tak mau menjalankannya, namun berbagai factor menghambatnya menuju kepelaminan.
Maka bagi yang sudah berumah tangga, yang sudah menjalankan sunnah rosulNya harus terus menerus dipelihara, lagi-lagi setan berada di sekeliling rumah tangga tersebut, prahara yang terjadi pada sebuah rumah tangga adalah sesuatu yang sangat disukai oleh setan laknatullah, semakin tak bahagia sebuah rumah tangga, setan semakin senang, karena dalam rumah tangga yang tak bahagia adalah pintu terbesar yang dapat dimasuki oleh setan untuk menghancurkan rumah tangga tersebut, maka waspadalah.
Ketiga, Perkawinan adalah bahtera rumah tangga yang melaju di samudera kehidupan yang sangat luas, mengarungi ombak kehidupan menuju Pantai Illahi Robbi yang penuh ridho dan diridhoiNya.
Perkara yang ketiga inipun, bukan main susahnya, menuju Pantai Illahi Robbi, pantai yang penuh dengan kedamaian, ketenangan, kebahagiaan, penuh ridho dan ampunanNya, bagi sebuah rumah tangga di zaman yang kata orang zaman edan ini, sangat besar sekali godaannya, dan repotnya godaan tersebut ada di sepanjang jalan kehidupan rumah tangga, bila tak pandai-pandai meniti buih di tengah gelombang lautan kehidupan ini, bisa saja biduk rumah tangga hancur berantakan ditimpa badai yang dasyat.
Pantai Illahi Robbi adalah tempat yang sarat dengan ujian, cobaan, rintangan, halangan dan lain sebagainya, ini harus dilalui oleh pasangan suami istri, yang dari awalnya memang sudah beda, baik watak, sipat, kelakuan, gaya bicara dan lain sebagainya. Maka bila yang ditonjolkan adalah perbedaannya, ini biang komplik! Yang dicari adalah persamaan-persamaan, betapapun kecilnya.
Tidak mudah memang, namun bukan berarti tidak bisa! Niat yang tulus ikhlas dalam berumah tangga adalah kunci utama atau perahu yang kokoh untuk terus berlayar dalam lautan yang luas menuju pantai kebahagiaan yang telah disediakan bagi suami istri yang sholeh dan sholeha, bagi suami istri yang beriman dan bertaqwa kepadaNya dan terus menerus menjaganya sampai akhir hayat.
Kempat, Perkawinan adalah simpul yang sangat kuat, karena diikat langsung oleh Kalimat Illahi yang mengikat dua hati, dua jiwa menjadi satu dalam bahtera rumah tangga, dimana sang suami menjadi kepala rumah tangga dan sang istri mendampinginya.
Dengan kalimat Illahi suami istri yang tadinya dua manusia yang berbeda satu sama lain, diikat atau disatukan dalam rumah tangga, dengan demikian ikatan ini tak sembarangan, karena ikatannya berupa dua kalimat syahadat yang diucapkan saat ada ijab Kabul diantara keduanya. Dengan ikatan syahadat ini suami istri selalu diingatkan untuk terus menerus memperbaharui keimanan masing-masing.
Karena keimanan seperti gerak gelombang, kadang naik, kadang turun, ini memang menjadi ciri keimanan manusia kebanyakan. Keimanan malaikat stabil, lurus terus. Keimanan para rosul naik terus, sedangkan keimanan setan turun terus. Jadi keimanan manusia, dalam hal ini suami istri, berada diantara keimanan yang penuh dengan gerak, dan gerak itu bisa turun dan bisa naik.
Untuk itulah sepasang suami istri harus terus menerus saling mengingatkan satu sama lain, agar ikatan perkawinan tersebut tidak putus di tengah jalan. Untuk itu bila terlihat keimanan suami agar kendor, sang istri wajib mengingatkan, begitu juga sebaliknya bila keimana istri merosok karena cobaan atau ujian, sang suami wajib mengingatkan. Jadi kunci saling mengingatkan diantara suami istri itu penting.
Kelima, Perkawinan adalah Taman Illahi, tempat berbagi, bercerita, bercengkrama, bercinta dan berkasih sayang antara suami istri dengan penuh keikhlasan, kesabaran, ketabahan dan kebenaran.
Di Taman Illahi ini, taman yang dibangun berupa rumah tangga ini, adalah tempat yang paling indah dalam kehidupan di dunia, karena tak ada kecantikan dunia yang dapat mengalahkan istri yang sholeha. Nah istri yang sholeha bila berada dalam rumah tangga yang sakinah, mawadah, warokhmah merupakan taman yang sangat indah, yang membuat suami kerasan tinggal di dalamnya.
Taman Illahi ini memang tak sembarangan, taman ini menjadi indah bila diisi oleh suami istri dan anak yang semua tunduk dan taqwa kepada Allah SWT. Rumah tangga yang penuh denga rasa kasih saying, saling cintai mencintai, penuh dengan keikhlasan dan kesabaran, maka dengan sendirinya taman itu telah terbentuk. Dan uniknya taman ini bukan karena kekayaan harta benda, tapi kaya dengan hati yang lapang.
Harta bukan segalanya, namun bagi suami istri yang dapat mengisi taman-taman tersebut dengan penuh senyum, tawa, berbagi dan saling nasehat menasehati dalam kesabaran, maka harta bukan satu-satunya factor kebahagiaan.
Keenam, Perkawinan adalah Karunia Illahi yang diberikan kepada mereka yang mau berbagi kepada sesamanya dalam suka maupun duka, dan yang berusaha menekan egonya sendiri demi kebahagiaan bersama.
Karunia Illahi ini benar-benar terasa bagi sepasang suami istri, karena orang-orang yang beriman bila melakukan pernikahan separuh agamanya telah selamat, dan ini karunia yang sangat besar yang telah diberikan pada sepasang suami istri. Karena memang tak semua orang mendapatkan karunia yang besar ini.
Hebatnya lagi karunia Allah SWT ini nampak nyata saat melakukan kewajiban suami istri dan itu mendapat pahala! Coba itu, melakukan kewajiban suami istri itu dapat pahala, surga dunia itu diberikan pada sepasang suami istri, halal dan berkah! Dan hal tersebut tak dapat dilakukan oleh orang-orang yang masih bujangan, jangan lupa yang halal.
Ketujuh, Perkawinan adalah Lembaga Illahi yang menaungi jiwa raga suami, istri dan anak, demi terwujud keluarga yang sakinah, keluarga yang penuh ridho dan ampunanNya, keluarga yang penuh lindungan dan rakhmatNya.
Yang terakhir ini merupakan lembaga yang sangat baik untuk membina insan-insan yang muncul pada keluarga, karena keluarga adalah lembaga social terkecil, namun yang paling utama dan pertama untuk mendidik anak-anak sebagai generasi masa depan, yang bukan hanya meneruskan terjadinya regenerasi dalam rumah tangga, juga regenerasi bagi masyarakat, bangsa, negara dan agama.
Dengan demikian lembaga Illahi yang telah terbentuk dalam sebuah rumah tangga harus terus menerus dijaga keutuhannya, karena dalam rumah tangga inilah amanah Allah di berikan kepada sepasang suami istri. Amanah Allah ini harus dijaga, dipelihara agar tetap di jalan yang dirihoiNya. Jalan yang penuh ridho dan ampunanNya. []
Moskow, 8 Maret 2013.
Oleh, Syaripudin Zuhri.
Inilah ujian terberat dalam kehidupan, mejaga amanah Allah SWT dalam bentuk perkawinan, dan ini memang tidak mudah, banyak sekali orang yang gagal mempertahankannya, karena setan terus saja menggoda pasangan suami istri untuk terjerumus kedalam lembah yang hina dina, yang ujung-ujungnya perceraian.
Maka sering dijumpai pasangan suami istri terus saja digoda atau tergoda oleh lingkungan disekitarnya, baik yang berada dalam dunia nyata ataupun dunia maya, ini banyak terjadi gara-gara jaringan social, FB, Twitter dan lain sebagainya, suami istri bisa bubar. Setan memang punyak banyak sekali cara agar suami istri pecah berantakan.
Itulah sebabnya pertolongan Allah SWT harus terus menerus dipanjatkan kepadaNya, karena tanpa pertolonganNya pasangan suami istri tidak bertahan lama, bisa bubar di tengah jalan, dan itu tak pandang usia perkawinan, tak ada jaminan yang sudah bertahun-tahun terus langgeng.
Kedua, Perkawinan adalah Sunnah RosulNya yang harus diikuti yang harus diikuti perasaan memiliki dan bertanggung jawab terhadap keutuhan rumah tangga, demi terciptanya panji-panji Illahi.
Perkara yang satu inipun tak mudah, memang sunnah rosulullah, namun kerena persoalan kehidupan yang terkadang rumit dari segi ekonomi, social, budaya dan lain sebagainya, banyak orang yang tak sempat menjalankannya, bahkan ada yang sampai akhir hayatnya tetap membujang, bukan tak mau menjalankannya, namun berbagai factor menghambatnya menuju kepelaminan.
Maka bagi yang sudah berumah tangga, yang sudah menjalankan sunnah rosulNya harus terus menerus dipelihara, lagi-lagi setan berada di sekeliling rumah tangga tersebut, prahara yang terjadi pada sebuah rumah tangga adalah sesuatu yang sangat disukai oleh setan laknatullah, semakin tak bahagia sebuah rumah tangga, setan semakin senang, karena dalam rumah tangga yang tak bahagia adalah pintu terbesar yang dapat dimasuki oleh setan untuk menghancurkan rumah tangga tersebut, maka waspadalah.
Ketiga, Perkawinan adalah bahtera rumah tangga yang melaju di samudera kehidupan yang sangat luas, mengarungi ombak kehidupan menuju Pantai Illahi Robbi yang penuh ridho dan diridhoiNya.
Perkara yang ketiga inipun, bukan main susahnya, menuju Pantai Illahi Robbi, pantai yang penuh dengan kedamaian, ketenangan, kebahagiaan, penuh ridho dan ampunanNya, bagi sebuah rumah tangga di zaman yang kata orang zaman edan ini, sangat besar sekali godaannya, dan repotnya godaan tersebut ada di sepanjang jalan kehidupan rumah tangga, bila tak pandai-pandai meniti buih di tengah gelombang lautan kehidupan ini, bisa saja biduk rumah tangga hancur berantakan ditimpa badai yang dasyat.
Pantai Illahi Robbi adalah tempat yang sarat dengan ujian, cobaan, rintangan, halangan dan lain sebagainya, ini harus dilalui oleh pasangan suami istri, yang dari awalnya memang sudah beda, baik watak, sipat, kelakuan, gaya bicara dan lain sebagainya. Maka bila yang ditonjolkan adalah perbedaannya, ini biang komplik! Yang dicari adalah persamaan-persamaan, betapapun kecilnya.
Tidak mudah memang, namun bukan berarti tidak bisa! Niat yang tulus ikhlas dalam berumah tangga adalah kunci utama atau perahu yang kokoh untuk terus berlayar dalam lautan yang luas menuju pantai kebahagiaan yang telah disediakan bagi suami istri yang sholeh dan sholeha, bagi suami istri yang beriman dan bertaqwa kepadaNya dan terus menerus menjaganya sampai akhir hayat.
Kempat, Perkawinan adalah simpul yang sangat kuat, karena diikat langsung oleh Kalimat Illahi yang mengikat dua hati, dua jiwa menjadi satu dalam bahtera rumah tangga, dimana sang suami menjadi kepala rumah tangga dan sang istri mendampinginya.
Dengan kalimat Illahi suami istri yang tadinya dua manusia yang berbeda satu sama lain, diikat atau disatukan dalam rumah tangga, dengan demikian ikatan ini tak sembarangan, karena ikatannya berupa dua kalimat syahadat yang diucapkan saat ada ijab Kabul diantara keduanya. Dengan ikatan syahadat ini suami istri selalu diingatkan untuk terus menerus memperbaharui keimanan masing-masing.
Karena keimanan seperti gerak gelombang, kadang naik, kadang turun, ini memang menjadi ciri keimanan manusia kebanyakan. Keimanan malaikat stabil, lurus terus. Keimanan para rosul naik terus, sedangkan keimanan setan turun terus. Jadi keimanan manusia, dalam hal ini suami istri, berada diantara keimanan yang penuh dengan gerak, dan gerak itu bisa turun dan bisa naik.
Untuk itulah sepasang suami istri harus terus menerus saling mengingatkan satu sama lain, agar ikatan perkawinan tersebut tidak putus di tengah jalan. Untuk itu bila terlihat keimanan suami agar kendor, sang istri wajib mengingatkan, begitu juga sebaliknya bila keimana istri merosok karena cobaan atau ujian, sang suami wajib mengingatkan. Jadi kunci saling mengingatkan diantara suami istri itu penting.
Kelima, Perkawinan adalah Taman Illahi, tempat berbagi, bercerita, bercengkrama, bercinta dan berkasih sayang antara suami istri dengan penuh keikhlasan, kesabaran, ketabahan dan kebenaran.
Di Taman Illahi ini, taman yang dibangun berupa rumah tangga ini, adalah tempat yang paling indah dalam kehidupan di dunia, karena tak ada kecantikan dunia yang dapat mengalahkan istri yang sholeha. Nah istri yang sholeha bila berada dalam rumah tangga yang sakinah, mawadah, warokhmah merupakan taman yang sangat indah, yang membuat suami kerasan tinggal di dalamnya.
Taman Illahi ini memang tak sembarangan, taman ini menjadi indah bila diisi oleh suami istri dan anak yang semua tunduk dan taqwa kepada Allah SWT. Rumah tangga yang penuh denga rasa kasih saying, saling cintai mencintai, penuh dengan keikhlasan dan kesabaran, maka dengan sendirinya taman itu telah terbentuk. Dan uniknya taman ini bukan karena kekayaan harta benda, tapi kaya dengan hati yang lapang.
Harta bukan segalanya, namun bagi suami istri yang dapat mengisi taman-taman tersebut dengan penuh senyum, tawa, berbagi dan saling nasehat menasehati dalam kesabaran, maka harta bukan satu-satunya factor kebahagiaan.
Keenam, Perkawinan adalah Karunia Illahi yang diberikan kepada mereka yang mau berbagi kepada sesamanya dalam suka maupun duka, dan yang berusaha menekan egonya sendiri demi kebahagiaan bersama.
Karunia Illahi ini benar-benar terasa bagi sepasang suami istri, karena orang-orang yang beriman bila melakukan pernikahan separuh agamanya telah selamat, dan ini karunia yang sangat besar yang telah diberikan pada sepasang suami istri. Karena memang tak semua orang mendapatkan karunia yang besar ini.
Hebatnya lagi karunia Allah SWT ini nampak nyata saat melakukan kewajiban suami istri dan itu mendapat pahala! Coba itu, melakukan kewajiban suami istri itu dapat pahala, surga dunia itu diberikan pada sepasang suami istri, halal dan berkah! Dan hal tersebut tak dapat dilakukan oleh orang-orang yang masih bujangan, jangan lupa yang halal.
Ketujuh, Perkawinan adalah Lembaga Illahi yang menaungi jiwa raga suami, istri dan anak, demi terwujud keluarga yang sakinah, keluarga yang penuh ridho dan ampunanNya, keluarga yang penuh lindungan dan rakhmatNya.
Yang terakhir ini merupakan lembaga yang sangat baik untuk membina insan-insan yang muncul pada keluarga, karena keluarga adalah lembaga social terkecil, namun yang paling utama dan pertama untuk mendidik anak-anak sebagai generasi masa depan, yang bukan hanya meneruskan terjadinya regenerasi dalam rumah tangga, juga regenerasi bagi masyarakat, bangsa, negara dan agama.
Dengan demikian lembaga Illahi yang telah terbentuk dalam sebuah rumah tangga harus terus menerus dijaga keutuhannya, karena dalam rumah tangga inilah amanah Allah di berikan kepada sepasang suami istri. Amanah Allah ini harus dijaga, dipelihara agar tetap di jalan yang dirihoiNya. Jalan yang penuh ridho dan ampunanNya. []
Moskow, 8 Maret 2013.
Oleh, Syaripudin Zuhri.
Minggu, 10 Maret 2013
jodohku
Ada apa ini ? Dimana pasangan yang telah Allah janjikan ? Apakah Allah telah ingkar dengan janjinya ?
Hus.. Allah itu maha menepati janji, tidak mungkin Allah ingkar. Jadi, seandainya jodoh itu tak kunjung datang juga, mungkin saja ada yang salah dengan diri kita (paling tidak ini yang saya pikirkan ketika tidak juga dipertemukan dengan jodoh saya beberapa tahun lalu). Segera instrospeksi diri. Cari penyebab kenapa Allah tidak juga mempertemukan kita dengan Jodoh kita. Jangan-jangan tanpa disadari kita sendiri yang sebenarnya mempersulit diri dalam menerima jodoh kita.
Setelah meneliti dan menganalisa (hehe… kesannya seperti pakar jodoh aja nih) ada 2 hal yang seharusnya menjadi pegangan ketika ingin dipertemukan dengan jodoh kita. Dan ini sebenarnya sudah sangat jelas tertulis di dalam Al-qur’an dam hadist.
2 hal tersebut saya menyebutnya sebagai KUNCI JODOH. Kunci inilah yang seharusnya kita pegang erat-erat dan kita yakini tanpa adanya penyanggahan sedikit pun, sekecil apapun.
Kunci Jodoh itu adalah :
- Jodoh di Tangan Allah
- Orang Baik Akan Mendapatkan Pasangan yang Baik Pula
Jodoh di Tangan Allah
Ya, jodoh itu memang benar-benar ditangan Allah. Artinya kita tidak pernah tau kapan, dimana, bagaimana dan dengan siapa kita akan berjodoh. Kalimat ini juga mempunyai makna bahwa hak Allah sepenuhnya menentukan siapa yang akan dijodohkan dengan kita.Jodoh itu Allah yang memberi. Tugas kita bukan untuk mencarinya, tapi mempersiapkan diri untuk menerimanya. Ketika sudah siap menurut Allah, pastilah jodoh itu akan datang, dari jalan yang tidak terpikirkan oleh kita. Jadi, tidak perlu tuh pake pacaran segala dengan alasan untuk mencari kecocokan. Kan sudah sama-sama tahu bahwa jodoh itu ditangan Allah, bukannya di tangan kita. Emang kalau pacaran bisa tahu yang bener-bener cocok buat kita ? Yang tahu siapa yang benar-benar cocok dengan kita tuh cuma Allah. Jadi terima saja deh.
Jodoh itu Allah yang memberi. Kalau Allah yang memberi, ya terima saja. Yakin deh pasti itu yang terbaik buat kita.
Yang perlu di garis bawahi juga, jodoh itu di tangan Allah. Jadi, ikuti saja aturan mainnya. Jemput jodohmu dengan cara-cara yang syar’i. Dan jangan lupa, memintalah, agar Allah memberikan jodoh kepadamu.
Ok, setuju ya bahwa jodoh itu di tangan Allah. Ok, BUNGKUS !!!
Orang Baik Akan Mendapatkan Pasangan yang Baik Pula
Satu lagi yang juga harus kita yakini secara penuh, tanpa ada penyanggahan sedikit pun yaitu sesuai dengan apa yang telah Allah katakan dalam firmannya bahwa pria baik-baik adalah untuk wanita baik-baik, begitu juga wanita baik-baik adalah untuk pria baik-baik.Ini menurut saya sudah harga mati. Jadi jangan takut tidak bisa mendapatkan pasangan yang baik. Yang seharusnya menjadi perhatian adalah bukan pada calon pasangan, tapi perhatikan saja diri kita. Kalau mau mendapatkan pasangan yang soleh/solehah, ya soleh/solehah-kan saja dulu diri kita sendiri. Kalau mau mendapatkan pasangan yang baik, ya perbaiki dulu diri kita sendiri.
Allah pasti memberikan pasangan yang terbaik untuk kita sesuai dengan kapasitas kita masing-masing. Tugas kita hanya memantaskan diri untuk layak menerimanya. Bukannya sibuk mencari pasangan yang terbaik, dengan mencari yang perhatian, penyayang, sederhana dan kriteria-kriteria lainnya, tapi sibukkan saja diri kita dengan jalan memantaskan diri dengan menjadi orang yang perhatian, penyayang, dll.
Jadi, bukannya sibuk cari pacar sana sini. Dipacari, lalu kalau tidak cocok diputuskan, lalu cari yang lain, dipacari, diputuskan, dan begitu seterusnya. Tidak usah “repot-repot” gan. Biarlah Allah yang menyeleksi buat kita. Seperti yang sudah saya tuliskan diatas, tugas kita hanya memantaskan diri, TITIK !
Pegang KUNCI JODOH diatas erat-erat. Insya Allah jodoh itu akan dikirim oleh Allah melalui jalan atau cara yang mungkin tidak kita perkirakan sebelumnya.
Ada beberapa pembahasan lagi akan melengkapi artikel ini, yaitu tentang Pemantasan Diri dan Promosi Diri. Insya Allah kalau sempat saya akan share disini
Keep Healthy and Happy
Langganan:
Postingan (Atom)